April 2004 Archives

Salah satu pekerjaan yang kerap kali diperlukan pada pembangunan aplikasi basisdata adalah penyusunan tabel referensi. Sesuai namanya, tabel ini berisi rujukan yang akan digunakan oleh tabel lain di dalam basisdata. Tabel berisi daftar nama kota, nama propinsi, nama pekerjaan, merupakan sebagian contoh tabel referensi yang sering digunakan. Selain terdapat tabel referensi yang berskala terbatas dan spesifik terhadap sebuah aplikasi, misalnya tabel golongan dalam jabatan, beberapa tabel referensi berisi data yang diambil dari fakta di lapangan, diterima dalam skala luas, dan dapat disusun dalam bentuk bakuan (standar).

Salah satu tabel referensi yang banyak dipakai oleh aplikasi basisdata di Indonesia adalah nama kota. Dengan jumlah kota/kabupaten tercatat oleh Departemen Dalam Negeri sebanyak 440 buah di Indonesia (versi HTML), tabel referensi berisi nama kota menjadi persoalan berikut pada pengembangan aplikasi basisdata:

  1. Dengan jumlah yang banyak dan daftar nama kota tidak tersedia dalam format yang mudah digunakan, akhirnya di beberapa aplikasi pengunjung dibiarkan mengisi sendiri nama kota sebagai masukan teks. Cara ini praktis namun konsekuensinya data yang dimasukkan sulit dikelola dengan prosedur standar basisdata. Kemungkinan yang muncul adalah query yang salah akibat perbedaan penulisan, ukuran tabel yang tidak efisien karena menyimpan teks apa adanya, dan yang paling parah adalah tidak adanya integritas basisdata itu sendiri.
  2. Pengembang menyediakan daftar nama kota sebagai pilihan yang digunakan oleh pemakai aplikasi. Untuk itu pengembang menyediakan tabel referensi sendiri dan hal ini menyebabkan kemungkinan munculnya beberapa struktur tabel yang berlainan dan, lebih-lebih, pengodean nama kota yang beragam. Sebagai contoh yang sudah berjalan, kode kota yang dipakai oleh PT Telkom dan PT KAI berbeda untuk menunjuk pada kota yang sama. Pengodean ini akan bertambah lagi sejalan dengan kecenderungan setiap aplikasi membuat kode sendiri dengan alasan belum terdapat standar kode nama kota yang disepakati bersama.

Ensiklopedia Islam

| 2 Comments | No TrackBacks

Masih dengan Wiki: saya menyiapkan sebuah tempat untuk penyusunan Ensiklopedia Islam dan mengundang publik untuk menjadi kontributor. Alat bantu yang digunakan adalah MediaWiki yang sudah terbukti banyak digunakan untuk penyusunan ensiklopedia. Wikipedia adalah salah satu contoh sukses menjadi ensiklopedia publik terbesar saat ini.

Saya memilih model undangan (invitation mode) untuk kontributor Ensiklopedia Islam ini dengan pertimbangan pengisi materi perlu dimintai autentifikasi dengan login. Dengan demikian akses oleh publik (pengunjung anonimous) tidak dapat langsung mengubah sebuah halaman seperti halnya yang umum diterapkan di situs Wiki, termasuk di Wikipedia.

Pada periode awal ini Ensiklopedia Islam dan tempat dokumentasi kegiatannya, Rehal, masih menggunakan sumber daya pribadi (sebuah komputer yang saya gunakan untuk melayani beberapa situs Web) dan subdomain dari De Gromiest. Termasuk tata letak yang digunakan untuk dokumentasi, di Rehal, masih menggunakan satu-satunya templat tata letak yang saya gunakan. Rencana berikutnya nanti akan menggunakan identitas sendiri dan dilepas sebagai kegiatan oleh komunitas yang mengembangkan.

Secara pribadi saya mengundang saudara untuk bergabung menjadi kontributor,

  • Situs Web Ensiklopedia Islam: Ensiklopedia Islam
  • Dokumentasi kegiatan di Rehal, Rehal

[31 Okt 2006] Akhirnya diputuskan pekerjaan Ensiklopedia Islam ini distop. Pertimbangan yang mendasari: entri yang pernah dimasukkan sempat hilang dan belum dibuatkan cadangannya. Pertimbangan berikutnya: ensiklopedia lebih baik dituliskan di Wikipedia yang sudah lengkap dan sekaligus menjadi kontribusi di sana.

Integrasi dan SWOT

| No TrackBacks

Setelah melewati perjalanan menulis artikel secara berserakan di beberapa Weblog yang saya urus, tibalah saatnya untuk mengumpulkan perca-perca tersebut sebagai keluarga besar. Tujuan pertama pengumpulan ini dalam rangka integrasi kekuatan sumber daya yang saya miliki. Saya tidak sedang membayangkan kekuatan ini diartikan seperti pertandingan WWE yang berisi badan-badan besar berotot, akan tetapi lebih senang dengan gaya berkelahi Kung Fu Boy yang melakukan semedi dan senam terlebih dahulu untuk mendapatkan hakekat jurus yang akan digunakan dan kekuatan inti dari tubuh yang lemah. Jika perlu tenaga dahsyat lawan dimanfaatkan balik untuk memukul dirinya sendiri.

Memang siapa lawan saya? Saya ingat almarhum guru Matematika di SD, Bapak Sudjoko, yang menyebutkan dengan singkatan Bakmi, yakni: Bodoh, Arasarasên, Kêsét, Malês, Isinan (Bodoh, Ogah, Kurang Rajin, Malas, Pemalu). Alhasil, saya harus mengatasi lawan-lawan tersebut, dengan meditasi dan senam agar ruas jari tetap cukup kuat untuk menyalurkan gagasan dari otak.

Pesan ShoutBox untuk Doneeh.com

| 9 Comments | 2 TrackBacks

Ini untuk pertama kali saya sengaja memasang sebuah artikel yang bersifat sangat reaksioner: tulisan ini langsung diketik dan mendahului beberapa rencana tulisan lain yang akan disusun. Demikianlah, materi artikel berikut secara eksplisit saya tujukan kepada Tim Doneeh.com. Berdasarkan penuturan salah satu pemrogramnya, Mohammad Syaifuddin, mereka sedang menghadapi kesulitan menjalankan layanan gratis yang telah berlangsung berbulan-bulan.

Saya belum pernah menggunakan produk Doneeh.com dan belum ingin memasang semacam kotak pesan singkat (atau yang dikenal dengan nama “ShoutBox”), oleh karena itu pesan ini saya tulis sebagai artikel. (Lagipula, dugaan saya tipe data yang kalian gunakan untuk kotak pesan menggunakan VARCHAR di MySQL, jadi maksimum 255 karakter — tidak cukup untuk menampung artikel ini…)

Kendati masih dengan lantang, Donny Kurniawan dan Mohammad Syaifuddin keduanya menyebut bahwa soal semangat dan ide, mereka masih punya cadangan memadai, dan saya sering dengar guyonan pada saat teman ulang tahun, Kalau cuma doa, saya sudah punya banyak; ada kado, nggak?, saya tetap ingin mengerahkan yang saya miliki untuk membantu kalian. Karena modal saya untuk mengintimidasi massa adalah lewat tulisan, maka izinkanlah saya agak “percaya diri” untuk menggugah pembaca dari kalangan berpengaruh agar peduli terhadap nasib sebagian dari sedikit orang yang benar-benar mau kerja keras.

Al Qaeda

| 1 Comment | No TrackBacks

Sebenarnya, siapa Al Qaeda?

Jika benar nama ini cuma “olok-olok” karena sedemikian hebatnya jaringan mereka sehingga dapat dijadikan musuh bersama pihak Barat, saya tidak akan ambil pusing. Paling jauh hanya akan saya anggap tidak lebih dari tokoh megalomania di dalam cerita fiksi agen rahasia, musuh Rambo di Hollywood, atau sejumlah teori kecemasan yang disebar Gedung Putih. Itu tidak terlalu penting untuk diurus, karena mereka punya pundi-pundi banyak, jadi seharusnya dengan modal itu mereka dapat memperbaiki pikiran mereka seandainya tidak waras.

Namun bagaimana seandainya para pejuang Al Qaeda itu benar-benar sebagian dari kaum Muslimin? (Pengertian “para pejuang” itu dapat diganti dengan istilah lain, tergantung pihak yang memandang) Apakah kita — atau setidaknya saya sebagai seorang muslim — cukup menggunakan penjelasan seperti yang disampaikan Salim Said, pengamat militer dan politik Indonesia, ditayangkan di stasiun televisi Nederland 2, program Netwerk, tanggal 1 April lalu, bahwa mereka itulah alumni “universitas terbuka” yang dibuat oleh Amerika di Afghanistan pada saat Uni Soviet bercokol di sana. Saya setuju dengan pendapat Salim yang berhati-hati menjawab pertanyaan wartawan Belanda tentang demonstrasi di depan kedutaan besar AS di Jakarta dengan sebagian besar pengunjuk rasa terlihat membawa atribut Islam. Namun saya juga jadi teringat balik suasana di sekitar tahun 1990 saat banyak aktivis muda Islam di Bandung ikut gandrung dengan berita perang di Afghanistan.

Kata-kata

| No TrackBacks

Beberapa hari lalu, pembaca RSS yang aku gunakan menampilkan beberapa artikel dengan tema kata-kata dari Muslim Delft secara berkelanjutan. Akhirnya tergerak jemariku untuk sebuah komentar dan ingin aku arsipkan di sini.

Aku beritahu kalian: kata-kata sudah mati Sutardji Calzoum Bachri mengguntingnya dalam lipatan, ujarnya: bebaskan kata dari makna! Aku paparkan untuk kalian: kata-kata sudah kelu karena mulut bisu, hati layu hanya pikiran yang berlagak hidup tapi untuk apa kalau hanya menggerakkan menjadikan lengan berkacak pinggang? Kata-kata sudah muram di hadapanku, hanya tinggal teronggok nol-dan-satu

Google Friend Connect

About this Archive

This page is an archive of entries from April 2004 listed from newest to oldest.

March 2004 is the previous archive.

May 2004 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261