Proposal: Pembakuan Pengodean Nama Kota (Latar Belakang)

| 4 Comments | No TrackBacks

Salah satu pekerjaan yang kerap kali diperlukan pada pembangunan aplikasi basisdata adalah penyusunan tabel referensi. Sesuai namanya, tabel ini berisi rujukan yang akan digunakan oleh tabel lain di dalam basisdata. Tabel berisi daftar nama kota, nama propinsi, nama pekerjaan, merupakan sebagian contoh tabel referensi yang sering digunakan. Selain terdapat tabel referensi yang berskala terbatas dan spesifik terhadap sebuah aplikasi, misalnya tabel golongan dalam jabatan, beberapa tabel referensi berisi data yang diambil dari fakta di lapangan, diterima dalam skala luas, dan dapat disusun dalam bentuk bakuan (standar).

Salah satu tabel referensi yang banyak dipakai oleh aplikasi basisdata di Indonesia adalah nama kota. Dengan jumlah kota/kabupaten tercatat oleh Departemen Dalam Negeri sebanyak 440 buah di Indonesia (versi HTML), tabel referensi berisi nama kota menjadi persoalan berikut pada pengembangan aplikasi basisdata:

  1. Dengan jumlah yang banyak dan daftar nama kota tidak tersedia dalam format yang mudah digunakan, akhirnya di beberapa aplikasi pengunjung dibiarkan mengisi sendiri nama kota sebagai masukan teks. Cara ini praktis namun konsekuensinya data yang dimasukkan sulit dikelola dengan prosedur standar basisdata. Kemungkinan yang muncul adalah query yang salah akibat perbedaan penulisan, ukuran tabel yang tidak efisien karena menyimpan teks apa adanya, dan yang paling parah adalah tidak adanya integritas basisdata itu sendiri.
  2. Pengembang menyediakan daftar nama kota sebagai pilihan yang digunakan oleh pemakai aplikasi. Untuk itu pengembang menyediakan tabel referensi sendiri dan hal ini menyebabkan kemungkinan munculnya beberapa struktur tabel yang berlainan dan, lebih-lebih, pengodean nama kota yang beragam. Sebagai contoh yang sudah berjalan, kode kota yang dipakai oleh PT Telkom dan PT KAI berbeda untuk menunjuk pada kota yang sama. Pengodean ini akan bertambah lagi sejalan dengan kecenderungan setiap aplikasi membuat kode sendiri dengan alasan belum terdapat standar kode nama kota yang disepakati bersama.

Memaksakan sebuah standar untuk semua kepentingan tentu merupakan pekerjaan yang perlu tekanan bersifat politis, seperti misalnya keputusan pemakaian Satuan Intenasional di beberapa negara. Sebelum semua pelaku TI di Indonesia memandang perlu menyatukan kode kota untuk keperluan basisdata, perlu mulai dipikirkan menyusun sebuah kesepakatan bersama pemakaian kode kota yang tersedia secara terbuka, disusun bersama, dan relatif mudah diimplementasikan ke dalam aplikasi.

Dalam hal ini saya mengusulkan sebuah tempat bersama, semacam repositori, yang mengakomodasi keperluan pengodean nama kota ini dengan fasilitas sebagai berikut,

  1. Melakukan inventarisasi nama kota dengan rujukan daftar yang disusun badan berwenang, dalam hal ini Departemen Dalam Negeri.
  2. Melakukan pengodean yang sistematis dikaitkan dengan keperluan TI. Termasuk di dalamnya menangani penambahan data baru.
  3. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan hasil pengodean di atas dapat diakses oleh publik. Mekanisme ini mulai dari sekadar dilihat lewat halaman Web misalnya, sampai dengan cara yang relatif mudah diintegrasikan dengan aplikasi.

Manfaat yang dapat dipetik dengan penyediaan standar nama kota tersebut,

  1. Menyediakan salah satu sumber daya yang dapat dipakai oleh semua pengembang aplikasi.
  2. Mendorong pemakaian standar pengodean yang lebih memudahkan interoperabilitas banyak aplikasi.
  3. Menyediakan nama kota yang aktual terhadap kondisi di lapangan dan dapat diikuti oleh semua aplikasi yang menggunakan bakuan ini.

Bagaimanapun, pemakaian standar tetap menguntungkan untuk data yang dikelola oleh banyak pihak. Dengan adanya Internet, kemungkinan kita sendiri sebagai komunitas TI menyelenggarakan sebuah repositori yang dapat diakses bersama sangatlah dimungkinkan. Dengan perkataan lain, tidak perlu menunggu sebuah badan yang secara resmi ditunjuk oleh institusi formal. Selain itu, pemakaian standar yang dimulai dengan kesadaran berbasis komunitas umumnya lebih kuat karena pihak-pihak yang terlibat di dalamnya merasa perlu untuk mengikatkan diri pada standar tersebut.

Hal ini sama sekali tidak berarti penggunaan standar pengodean ini untuk mengganti total yang sudah ada — sekalipun hal tersebut merupakan keniscayaan juga. Prinsip koeksistensi di antara pengodean yang digunakan akan memudahkan konversi satu bagian ke bagian lainnya. Dengan demikian, usulan penyelenggaraan pengodean ini adalah sebuah alternatif yang dapat memberi manfaat kepada banyak pengembang aplikasi dan mengurangi jumlah variasi kode.

Pada proposal berikutnya saya akan menuliskan bagian yang lebih teknis tentang rencana di atas. Karena motivasi gagasan ini adalah untuk komunitas luas, masukan dalam bentuk komentar atau lewat pesan pribadi sangat diharapkan. Hasil masukan tersebut dapat dijadikan bahan untuk penyusunan model awal.

[5/5] Istilah yang saya gunakan sebelumnya, yakni pengkodean, salah menurut pembentukan kata dengan awalan peng (penghilangan huruf pertama pada kata yang diawali dengan huruf k, p, t, dan s). Bentuk yang benar adalah pengodean, dan telah diubah di artikel ini, termasuk judul.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/48

4 Comments

Nah saya setujus sekali mas. Indonesia perlu ada kode standar buat kode-kode daerah-daerahnya.

Kayak sekarang, saya lagi bikin aplikasi yg butuh data tentang semua daerah di Indonesia, mulai dari tingkatan desa sampai tingkatan provinsi.

Kesulitan pertama, gak tahu nyari dmana (via online) data daerah yg lengkap seperti itu. Yang kedua, kalopun ada, itu versi manualnya..dan itu artinya ketik ulang.. :((. Total desa itu sekitar 500 ribu….sialan kan ?.. :(.

Alangkah lebih enaknya ada tabel referensi tentang daerah-derah di indonesia, mulai dari kodenya, namanya, dll. Bisa didownload jg biar orang-orang kalau bikin aplikasi kode daerahnya seragam dan gampang.

hanya sekedar kata dari saya mas… :)

Ide yang sangat BAGUS mas Amal.. wah iya, baru saya sadari bahwa meskipun sering bikin aplikasi basisdata yang menggunakan nama Kota di Indonesia, ternyata sampai saat ini tidak ada peng-kode-annya.

Mungkin untuk tahap awal yaa kita harus melakukan listing terhadap kota yang ada.

Oh iya mengenai kode format-nya seperti gimana yaa.? Saya rasa mengikuti kode format seperti pada nama negara lebih bagus tuh.

Misal : Indonesia (id), Singapore (sg), Australia (au).

Huhmm saya rasa hal seperti ini sangat disambut baik oleh kalangan pengguna basis data :).

Saya siap membantu untuk merealisasikan project bagus ini :)

Barangkali sampelnya bisa dilihat dengan model yang digunakan angkasapura.

JKT - Jakarta JOG - Jogjakarta BPP - Balikpapan BOG- Bontang

:-)

Terima kasih atas semua masukan di atas.

Saya sedang mengerjakan tulisan berikutnya.

Google Friend Connect

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on April 29, 2004 11:09 AM.

Ensiklopedia Islam was the previous entry in this blog.

Proposal: Pembakuan Pengodean Nama Kota (Pengelolaan Pengodean) is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261