May 2005 Archives

Sebuah Bazar Berisi Atmosfir Blog

| No TrackBacks

Acara kumpul-kumpul, diskusi sampai dengan konferensi — atau ringkasnya “jumpa darat” (untuk membedakan dengan yang sudah sering dilakukan di dunia siber), senantiasa menarik. Saya dapat kabar bahwa NiCE 2005 direncanakan akan dilangsungkan bulan Juli nanti. Dari hasil Blogbugs Gathering tahun lalu di Yogyakarta, acara mereka untuk tahun 2005 ini akan dilaksanakan di Bandung. Blogger Family, salah satu komunitas penulis blog yang terlihat “lebih guyub”, juga kerap menyelenggarakan pertemuan di antara anggota — secara sporadis di beberapa daerah di Indonesia dan juga di manca negara (sebagian dari anggota mereka sedang tinggal di luar negeri). Tidak ketinggalan, tanpa persiapan formal, teman-teman yang meramaikan mailing list id-gmail — sebagian besar adalah pemilik blog dan membawa kultur geek — juga beberapa kali mengadakan kopdar.

Sedangkan even internasional yang sering disebut oleh penulis blog di Amerika adalah SXSW, yang memadukan pameran (showcase) musik, film, dan festival interaktif untuk uber-geek. Saya rasa penyebutan geek mungkin menjadi sesuatu yang “seram” di lingkungan kita di Indonesia, dengan demikian yang lebih penting adalah semangat dari pertemuan. Ini yang saya akan saya usulkan berikut.

Tam, Tam, Tam, ...

| No TrackBacks

Tidak dimaksudkan sebagai kebetulan, entri pertama yang ikut mendorong saya menggunakan alat bantu blog (dan otomatis seperti “simbol” masuk dunia blog) adalah sebuah artikel yang ditolak oleh Kompas. Pengakuan ini bukan mendeklarasikan “barisan sakit hati” karena saya sadar diri pada saat itu bahwa artikel yang saya komentari ditulis oleh Onno W Purbo yang jauh lebih sohor dibanding saya. Belakangan saya bertambah maklum: salah satu teman saya yang sedang mengikuti pendidikan doktoral di Jerman pun tidak bisa membantah pendapat seorang profesor lewat tulisan yang dikirim ke media massa. Isterinya yang bercerita kepada saya menyebut singkat tapi jelas, Bagaikan melawan tembok.

Saya juga termasuk yang tertarik dengan tawaran menulis kolom di salah satu media massa Internet. Jika saya dapat mengumpulkan honor menulis dari media massa, demikian rencana saya saat itu, uang tersebut dapat saya gunakan untuk membiayai ongkos hosting beberapa situs Web yang saya urus. Namun ternyata persoalan hosting ini dapat diatasi tidak harus dengan membayar dalam bentuk uang dan saya mengurungkan niat menulis untuk media massa. Harga kenyamanan dan keleluasaan menjadi “diri sendiri” lewat tulisan di blog lebih bernilai dibanding — katakanlah — populer lewat publikasi di tempat umum.

Ringkasnya: saya sampai pada kesimpulan bahwa media baru yang disebut blog menjadi lebih mewakili diri saya antara lain juga disebabkan kesulitan saya “memasuki” media massa. Saya menjadi kurang bersemangat mengubah gaya tulisan agar cocok dengan kriteria yang dipakai dewan redaksi lebih-lebih karena siapalah saya. Bisa jadi sepucuk surat penolakan yang berisi penjelasan, Keterbatasan ruang kami untuk menampilkan tulisan anda, memang benar seperti itu secara teknis, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa saya tidak cukup kredibel menyodorkan buah pikiran di sana.

Anne Ahira dan Pajak: Keadilan dan Pembuktian Klaim

| No TrackBacks

Salah seorang teman saya yang sedang mengambil program doktoral di bidang ekonomi menyarankan dengan serius melihat persoalan Anne Ahira dari sisi pajak. Analisisnya cukup meyakinkan, sebagai berikut:

  • Jika memang benar Anne berpenghasilan sebesar itu (ribuan USD?), tentu sangat masuk akal apabila sudah seharusnya dia masuk kategori wajib pajak yang diperhitungkan. Alasan yang dikemukakan teman saya: sangat tidak adil apabila dengan kerja ‘ongkang-ongkang kaki’ mendapatkan ribuan dolar per bulan dan tidak membayar pajak, sedangkan yang berpenghasilan lebih rendah dipungut pajak.

  • Karena pernyataan jumlah penghasilan untuk Pajak Penghasilan (PPh) bersifat penaksiran oleh diri sendiri1 (self assessment), maka tentunya nilai yang diisikan sesuai yang diklaim selama ini, yakni ribuan dolar tersebut. Apabila ia mengisi lebih rendah, tentu pengakuan penghasilan yang digembar-gemborkan selama ini termasuk “kebohongan terhadap publik”.

Google Friend Connect

About this Archive

This page is an archive of entries from May 2005 listed from newest to oldest.

April 2005 is the previous archive.

June 2005 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261