June 2005 Archives

Kekusaman dan Kekumuhan

Seperti lazimnya teman-teman yang hendak pulang kembali ke tanah air Indonesia, saya dibekali pesan perlunya bersiap-siap menghadapi keadaan yang drastis berubah dari kondisi di negara yang disebut “maju” dan di Indonesia. Antara lain disebutkan bahwa saya perlu bersiap-siap melihat harga-harga yang melambung sudah sangat tinggi dibanding empat tahun lalu — dan benarlah, di swalayan harga-harga barang-barang keperluan sehari-hari sudah berkisar pada angka lima ribu. Sopir Angkot sudah tidak canggung dengan lembar sepuluh ribuan dan penjaja es krim sudah siap dengan kembalian setelah disodori duit lima puluh ribuan.

Tidak nyaman memang merasakan duit yang memiliki banyak nol di belakang digerogoti dengan cepat begitu saja. Namun karena sudah mendapat “pengarahan” akan keadaan tersebut, saya sedikit agak “terpaksa” menerima begitu saja.

Yang lebih mengejutkan dengan perubahan di Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir ini adalah kekusaman dan kekumuhan. Benar, di hampir semua tempat terhampar pemandangan yang penuh berisi kumpulan barang kumuh atau kusam. Bangunan-bangunan seperti tidak terawat, kotor, cat mengelupas atau lumut menutup, dan pudar warnanya. Tentu saja yang masuk perkecualian ini adalah bangunan baru, misalnya trotoar yang memang disediakan dalam rangka acara Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Boleh dikatakan sepertinya tidak disediakan alokasi dana yang memadai untuk merawat sebuah bangunan. Yang banyak dipilih adalah membangun semegah mungkin, setelah itu dipakai sampai hancur menjadi puing-puing atau seonggok bangunan kusam. Dugaan saya, ongkos untuk merawat dianggap terlalu mahal sehingga dana dialihkan untuk alokasi keperluan lain.

Penantian

Koleksi tulisan saya di tempat hosting lama sampai hari ini belum bisa diakses. Memang sedikit mengkhawatirkan mengingat usaha untuk memindahkan lewat “jalur dapur” (CPanel) masih gagal dan sedikit mencemaskan bahwa di cache Google belum tersedia salinan halaman Web Coret Moret. Yang lebih penting agaknya menyiapkan tempat ini dulu — apapun yang terjadi nanti. Resiko yang harus saya ambil karena lalai mengambil cadangan (backup) secara utuh dari tempat hosting tersebut.

Tergoda lagi untuk mencoba alat bantu blog dan kali ini Drupal. Bukan barang baru, saya sendiri sudah pernah menggunakannya untuk salah satu subdomain dan sebuah lagi di localhost. Secara umum Drupal berorientasi pada komunitas dan bagian ini saya eliminasi. Yang lebih menjanjikan untuk sebuah situs Web pribadi adalah keragaman model penyajian: ada story (semacam catatan singkat, kliping), page (halaman “berita” secara umum), blog personal (seharusnya saya cukup menggunakan ini), dan bahkan buku. Hmm… menantang!

Kerepotan tambahan setelah saya dapat mengisikan kembali koleksi artikel lama adalah urusan permalink artikel. Kemungkinan besar saya akan menulis dengan telaten redireksi URL ke permalink yang baru lewat modul Apache.

Ah, akhirnya!
Saya ucapkan terima kasih kepada Clesh Web yang telah membantu menyediakan tempat menumpang sementara.

[8 Juni] Proses penyusunan kembali materi blog kemungkinan tidak dapat mengembalikan komentar dari pengunjung secara utuh. Mohon maaf atas kondisi ini.

Google Friend Connect

About this Archive

This page is an archive of entries from June 2005 listed from newest to oldest.

May 2005 is the previous archive.

July 2005 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261