Recently in Memorabilia Category

Kalkulator /2

| No TrackBacks

Namun pengalaman yang lebih mengesankan pada saat pertama kali melihat kalkulator ilmiah (scientific calculator) Casio fx-120. Jumlah tombolnya yang fantastis — dengan kumpulan fungsi di atas tombol standar angka — benar-benar menjadi daya tarik tersendiri. Saya baru dapat menganggap hebat kemampuan fx-120 dalam hal mengelola angka pecahan. Operasi aritmatika terhadap angka pecahan yang memang lebih sulit dibanding notasi desimal menjadi daya tarik utama bagi saya yang sedang belajar pecahan di bangku SD.

Kalkulator /1

| 1 TrackBack

Pertama kali saya mengenal sebuah kalkulator, waktu Bapak membelinya untuk dipakai di rumah dan di Toko Sadar. Kalkulator itu masih menggunakan transistor dan ukurannya cukup besar, kira-kira dua pertiga ukuran batu bata yang digunakan di Indonesia. (Beberapa tahun kemudian setelah alat itu rusak dan dibongkar, memang terlihat isinya penuh dengan transistor, sehingga menyita tempat) Masih menggunakan teknologi elemen-8 yang menyala aktif sehingga boros daya, kalkulator tersebut bahkan masih belum bisa memunculkan tanda negatif dan overflow di panelnya, melainkan diwakili oleh LED di atasnya. Tentu saja, fungsi yang dimiliki “kalkulator tukang sayur” ini adalah empat buah operasi dasar aritmatika plus akar kuadrat. Empat buah baterai AA-4 menambah berat peralatan tersebut, dan itu pun perlu sering diganti baru.

Dasar Bilangan

| No TrackBacks

Seperti umumnya anak Indonesia lain, pengertian pertama tentang dasar bilangan saya peroleh di bangku Sekolah Dasar kelas dua atau tiga, yakni pada saat belajar membaca jam. Tentunya menjadi pertanyaan besar bagi semua anak, “Kenapa setelah angka 12, kembali 1 lagi?” (Atau kalau kita gunakan notasi-24 seperti yang digunakan di Indonesia, setelah menulis angka 23 kembali ke 0 lagi)

Selain “memang semua jam ditulis seperti itu” — demikian yang selalu saya terima saat itu — tentu pada masa anak-anak belum terbayang bahwa angka 12 pada jam merupakan dasar bilangan karena tetap ditulis menggunakan simbol desimal. (Seharusnya semacam 1, 2, 3, …, 9, A, B, C, ya?)

Memorabilia

| No TrackBacks

Banyak orang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan kegemarannya. Ada yang mengoleksi benda bercita-rasa, ada lagi yang mengumpulkan barang langka, dan sebagian lainnya melakukan penjelajahan ke tempat-tempat baru dan asing. Hal demikian menjadi kenang-kenangan, kepuasan batin, dan barangkali sekian banyak alasan lainnya.

Saya pernah menyukai mengumpulkan perangko atau filateli. Namun tidak pernah sampai sedemikian serius, sekalipun sempat sampai berjualan edisi istimewa. Akhirnya tidak memuaskan perasaan dan berhenti. Demikian juga koleksi-koleksi lainnya tidak pernah dapat bertahan cukup lama, selain perlu ongkos untuk pengadaannya, merawat barang berharga malah merepotkan — sekurangnya menurutku.

Google Friend Connect

About this Archive

This page is an archive of recent entries in the Memorabilia category.

Maklumat is the previous category.

Motivasi dan Sikap is the next category.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261