Banyak orang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan kegemarannya. Ada yang mengoleksi benda bercita-rasa, ada lagi yang mengumpulkan barang langka, dan sebagian lainnya melakukan penjelajahan ke tempat-tempat baru dan asing. Hal demikian menjadi kenang-kenangan, kepuasan batin, dan barangkali sekian banyak alasan lainnya.
Saya pernah menyukai mengumpulkan perangko atau filateli. Namun tidak pernah sampai sedemikian serius, sekalipun sempat sampai berjualan edisi istimewa. Akhirnya tidak memuaskan perasaan dan berhenti. Demikian juga koleksi-koleksi lainnya tidak pernah dapat bertahan cukup lama, selain perlu ongkos untuk pengadaannya, merawat barang berharga malah merepotkan — sekurangnya menurutku.
Tinggal menulis! Inilah cara mengumpulkan gagasan yang paling mudah dan menyenangkan. Barangkali menulis sama dengan menggambar, bermain musik, atau olah raga bagi orang lain. Kebetulan ketiganya tidak saya kuasai, jadi tinggallah menulis.
Dengan tulisan ini pula saya ingin mengoleksi ingatanku terhadap banyak hal — terminologi, konsep baru — yang pertama kali saya dengar. Baik lewat pertemuan formal seperti di kelas atau acara resmi atau pun pembicaraan santai. Inilah memorabilia yang paling “mahal” menurutku karena selentik ilmu yang dilecut dari satu titik ke titik lain adalah perpanjangan sejarah umat manusia itu sendiri. Dari yang disebut getok tular, obrolan, korespondensi, penerbitan buku, sampai komunikasi modern, semuanya adalah koleksi masif perpindahan gagasan dari satu titik ke titik berikutnya. Bisa antarruang, antarkelas-sosial, dan antargenerasi.
Lebih dari itu, saya juga ingin berterima kasih mendapatkan selentik pengetahuan itu, dan karenanya saya sebut nama-nama orang yang begitu berjasa menorehkan guratan memoir tersebut di dalam benakku.
Apakah setelah itu, ilmu pengetahuan tersebut berhenti padaku?
Sekurangnya dengan ditulis di sini, simpul ilmu itu terus akan melecut kepada siapapun yang berhenti meluangkan waktu sejenak membaca koleksi memorabilia di sini.