Kalkulator /2

| No TrackBacks

Namun pengalaman yang lebih mengesankan pada saat pertama kali melihat kalkulator ilmiah (scientific calculator) Casio fx-120. Jumlah tombolnya yang fantastis — dengan kumpulan fungsi di atas tombol standar angka — benar-benar menjadi daya tarik tersendiri. Saya baru dapat menganggap hebat kemampuan fx-120 dalam hal mengelola angka pecahan. Operasi aritmatika terhadap angka pecahan yang memang lebih sulit dibanding notasi desimal menjadi daya tarik utama bagi saya yang sedang belajar pecahan di bangku SD.

Manual pemakaian fx-120 yang cukup tebal untuk sebuah kalkulator juga merupakan hal baru bagi saya, sebelum beberapa tahun kemudian saya mengenal panduan pemakai dan manual referensi perangkat lunak. Bapak banyak membantu menjelaskan pengertian dari sisi matematika manual tersebut. Yang saya ingat sekali, sekalipun belum tahu latar belakang dan manfaatnya, adalah pengertian besaran radian untuk sudut. Tentu saja saya merasa tidak nyaman dengan angka panjang dan aneh dari radian ke derajat. Demikian juga gara-gara fx-120 saya sedikit mendengar tiga fungsi trigonometri, sinus, cosinus, tangen. Uniknya, bentuk hiperbolik dari ketiganya, sinh, cosh, dan tanh, saya baru mendapat penjelasan mereka beberapa tahun kemudian secara tidak sengaja pada saat penasaran membeli buku terjemahan tentang pemrograman Turbo Pascal terbitan Gramedia.

Baru pada saat pelajaran Fisika tentang gerak melingkar di SMA, yang berarti sekitar 6 tahun kemudian, saya memakai radian di kalkulator Casio fx-120. Termasuk juga memanfaatkan dua pasang data dengan Statistical Deviation untuk mendapatkan gradien dari dua titik dalam pelajaran geometri. Alhasil, Casio fx-120 termasuk salah satu peralatan yang awet untuk dipelajari. Sampai semua fungsi di kalkulator tersebut saya mengerti perlu waktu dari tahun 1980, saat saya duduk di kelas 4 SD, sampai kelas 3 SMA di tahun 1985. Sebagian dari fungsi yang tersedia di fx-120 saya peroleh penjelasannya secara tidak sengaja pada saat membaca buku lain yang tidak berkait langsung dengan kalkulator tersebut.

Tentang kalkulator ilmiah juga, saya pernah dipinjami oleh Puji Astuti, salah seorang teman perempuan di kelas Fisika di SMA, sebuah Casio FX3600P. Akhiran “P” tersebut merupakan kode bahwa tersedia fasilitas programming. Dan memang tersedia dua tempat pemrograman, P1 dan P2, disertai beberapa register untuk menyimpan data. Saya membuatkan program untuk menghitung statistik sederhana yang digunakan di kelas kami waktu itu, sekaligus menjelaskan kepada Puji cara menyusun pemrograman di kalkulator itu.

Saya juga pernah memiliki kalkulator seri fx-550 yang saya anggap jenis terlengkap untuk seri non-P karena tersedia fungsi pengolahan bilangan kompleks. Sekaligus dapat saya buktikan eπi dari halaman introduksi tentang Euler di buku Kalkulus.

Karena lebih sering menggunakan Casio untuk jenis kalkulator ilmiah - termasuk kegemaran saya membaca iklan Casio di Kompas karena dipenuhi spek teknis produk baru mereka - orientasi saya dalam penggunaan kalkulator sangat terpengaruh Casio. Tombol seperti INV atau A (Alpha) merupakan dua buah contoh yang digunakan oleh Casio. Setelah mendengar cerita dari teman yang mengikuti presentasi kalkulator insinyur (engineer) dari HP di tahun 1990-an, saya mulai menyadari bahwa ada jenis pemakaian statemen dengan gaya-sufiks untuk operasi komputasi. Kebetulan di salah satu kelas algoritma saya sudah belajar jenis postfix, infix, dan sufix.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/14

Google Friend Connect

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on March 14, 2003 5:28 AM.

Kalkulator /1 was the previous entry in this blog.

Mei is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261