Selamat Datang Sarge

| No TrackBacks

Setelah sempat beberapa bulan menggunakan GNU/Linux distribusi Mandrake di awal tahun 2002, terutama karena alasan ingin menikmati antarmuka grafis KDE, saya kembali ke Debian 3.0 atau yang dikenal dengan Woody. Dua tahun lalu, banyak aplikasi untuk XFree yang tinggal diinstal di Woody: Firefox belum ada — dan Mozilla adalah salah satu paket bawaan Woody, Yahoo! Messenger tinggal diambil dan dipasang, sampai dengan RealPlayer.

Sampai akhirnya… Yahoo! Messenger berikutnya gagal dipasang karena meminta modul pustaka versi lebih baru. Firefox tersendat-sendat hanya sampai versi 0.5, dan terakhir dapat versi backport 0.9 (sekarang sudah tersedia versi 1.0). Karena pekerjaan komputer tersebut pada awalnya lebih banyak sebagai server Web, tuntutan aplikasi yang lebih baru di XFree bukan prioritas. Yang penting editor hebat jalan dengan lancar dan tersedia perambah grafik yang memadai. Aplikasi lain yang mendukung: XMMS dan XChat — sesekali saya perlu berdiskusi lewat kanal IRC tentang perangkat lunak Open Source yang saya gunakan.

Benar-benar menjadi persoalan setelah MoinMoin versi terbaru, 1.3.3, mensyaratkan satu versi minor di atas instalasi Python yang disediakan Woody, 2.2.2 versus 2.2.1. Setelah saya coba menambal salah satu modul MoinMoin yang bermasalah, saya mendapat kepastian dari kanal #moin bahwa sudah terdapat laporan beberapa persoalan dengan versi Python di Woody. Saya disarankan untuk mencari backport Python versi lebih baru. Demikian halnya versi xsltproc yang diduga terlalu tua sehingga muncul persoalan pada saat saya coba DocBook.

Jika mau ditambah dengan asesoris: Yahoo! Messenger versi terakhir, Skype untuk Linux, dan Real Player versi 8.x ke atas, semua gagal.

Hal yang menggiurkan untuk upgrade Debian: komputer tersebut sekarang sudah berkurang tingkat kritikalnya, karena hampir semua situs Web yang dulu ditempatkan di sana sekarang sudah dipindah ke jasa hosting komersial. Perasaan lain yang menggoda: beberapa kali saya memasangkan SUSE dan Mandrake di notebook teman dan tampilan hasilnya tampaknya lebih enak dilihat.

Alhasil dua pekan lalu upgrade dari Woody ke Sarge dilakukan. Salah satu catatan yang membantu ditulis di Glasnost, Upgrading from Woody to Sarge. Setelah langkah penting di sana dicatat, acara penting ini dilakukan menjelang tengah malam. Saya beri ancang-ancang, 2-3 jam selesai, sehingga paling lambat pukul 01.00 sudah selesai.

Asyik juga menikmati keluaran dari skrip upgrade yang melakukan pemeriksaan, menjalankan sejumlah persiapan, dan kemudian mengambil berkas-berkas yang diperlukan. PJI tempat saya berlangganan Internet menyediakan mirror Debian — sebuah kebetulan yang menyenangkan! Namun sayangnya pas di bagian akhir, upgrade terhenti di modul Pango. Entah penyebabnya, Pango gagal terus menyediakan sebuah berkas konfigurasi. Saya coba atasi dengan menjalankan salah satu skrip di luar manajemen modul Debian, tetap saja apt-get -f install berikutnya berhenti di Pango. Saya biarkan sampai keesokan paginya.

Akhirnya terpaksa rencana upgrade diganti menjadi instalasi ulang. Toh saya sudah membagi hard disk agar direktori yang berisi data, semisal /home dan /var, ada di partisi terpisah, ditambah lagi pembuatan cadangan di CD yang rutin dilakukan setiap minggu. Semua berjalan lancar, kendati menyita waktu tambahan dengan perubahan rencana ini.

Demikianlah Sarge sudah terpasang! Dengan window manager BlackBox, tidak terlalu terlihat perbedaan antarmuka grafis yang saya pakai. Baru setelah Firefox (versi 1.0!) dijalankan, muncul fonta (font) yang lebih bagus. Tentu ini bukan sesuatu yang baru bagi pemakai GNU/Linux belakangan ini, apalagi dari distribusi komersial yang memang perlu memanjakan pemakai. Bagi saya, pemakai Debian, tetap merupakan kedatangan suasana yang hangat.

Selain saya jadi lebih banyak online lewat pager, lingkungan pemrograman seperti halnya Python sudah tidak terlalu ketinggalan. Saya bukan pemrogram sejati, namun tetap perlu alat-alat bantu pemrograman skrip untuk banyak urusan sehari-hari. Lagipula, tanpa memrogram dan otak-atik konfigurasi, apa enaknya di depan komputer?

Saya termasuk pemakai Debian yang mana? Penggembira, Berpengalaman, Tingkat Lanjut, Bersertifikat, atau Fanatik Habis? Saya kira lebih enak: Pemakai yang Puas dan Sedikit Loyal.

Ah, klaim sepihak!

Terima kasih kepada Andika Triwidada yang telah meyakinkan agar pindah ke Sarge, namun setelah dilapori bahwa sudah dilakukan, komentar dia, “Tanggung, sekalian pindah ke Sid.” :)

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/62

Google Friend Connect

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on February 19, 2005 6:02 AM.

Perkenalan dengan DocBook dan Sejumlah Persoalan was the previous entry in this blog.

Saling Sikut atau Diskriminatif is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261