August 2004 Archives

Stagnasi yang Lama

| 8 Comments | No TrackBacks

Kemarin, satu hari setelah Hari Kemerdekaan RI, salah seorang teman lama, Fauziah Swasono, menyapa saya lewat Yahoo! Messenger. Karena status yang saya pasang sengaja diisi kalimat yang bernuansa Hari Kemerdekaan, pertanyaan pertama dari Fauziah langsung tentang sikap saya terhadap kondisi negara kita: optimis, sedih, atau biasa saja?

Saya juga langsung menjawab tanpa didasari pemikiran panjang, Saya tetap optimis, sekalipun agak khawatir kalau misalnya jadi pecah dengan tidak benar. Barangkali terdengar terlalu membesar-besarkan masalah, namun salah satu suplemen Harian Kompas yang saya baca pada Agustus 2000 — setahun sebelum saya meninggalkan Indonesia — berisi tentang resiko demokrasi untuk negara-negara yang dianggap “belum siap” dan ancaman disintegrasi di Indonesia. Reaksi Fauziah yang hari-hari ini sedang mengunjungi Indonesia (dia sendiri sedang menyelesaikan program doktoral di Hitotsubashi University, Tokyo, Jepang) menjawab lebih realistis, Dugaan gua sih pecah mungkin nggak, tapi perbaikan akan memakan waktu sangat panjang. Dia melanjutkan dengan kekhawatiran bahwa Indonesia mengalami stagnasi seperti halnya Filipina pada beberapa tahun terakhir ini yang menyebabkan antara lain terjadi lonjakan imigrasi keluar dari negara itu.

Jago Kandang

| 1 Comment | No TrackBacks

Salah satu reportase yang saya ingat tentang pelaku bisnis di Indonesia berasal dari majalah bisnis Swa di tahun 1990-an. Di sebuah laporan utama yang saya baca tersebut dipaparkan perilaku banyak konglomerat Indonesia zaman Orde Baru yang mendapat proteksi lewat banyak jalur namun ternyata hanya berjaya di dalam negeri. Mereka tidak bisa berkompetisi di pasar internasional, sehingga jangan berharap memperoleh tambahan devisa lewat ekspor mereka. Lengan gurita yang mereka ciptakan juga lebih condong mencengkeram pasar domestik yang pada giliran berikutnya mematikan kompetisi di dalam negeri.

Sedikit banyak saya terpengaruh dengan deskripsi pada reportase tersebut: pihak-pihak yang selama ini muncul dengan “hebat dan gemerlap” ternyata hanya jago kandang. Kendati pada bagian lain reportase tersebut juga dituliskan bahwa “kandang” bernama Republik Indonesia itu luar biasa besarnya. Pangsa pasar yang digarap pun fantastis dari sisi omset. Kalau tidak salah, dicontohkan perebutan pasar minyak goreng dua merk ternama saat itu baru memenuhi sekitar 10-20% jual-beli di pasar. Sisanya masih dipenuhi minyak goreng tidak bermerk dari berbagai sumber produksi. Bayangkan, dengan persentase yang diperebutkan itu saja para produsen sudah menikmati kehidupan jauh di atas rata-rata, di samping memang secara sosial telah memperkerjakan ribuan buruh di pabrik.

Google Friend Connect

About this Archive

This page is an archive of entries from August 2004 listed from newest to oldest.

July 2004 is the previous archive.

September 2004 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261