Bukan hanya harapan saya bahwa Movable Type akan berubah menjadi produk Open Source pupus, skema lisensi baru yang mereka terapkan sulit diterima oleh banyak kalangan. Banjir respon yang diterima Six Apart (lebih dari 800 lacakbalik!) membanggakan bahwa pemakai produk mereka luar biasa jumlahnya, sekaligus menjadi suasana yang berlawanan dengan tawaran menggiurkan dari kompetitor besar-dan-praktis, Blogger.
Saya tidak akan menambah dentuman salvo ke arah Ben dan Mena (They are very nice
, menurut Mark
Pilgrim),
selain itu urusan MT dan
pernik-pernik yang lebih spesifik
sudah ada yang
menekuni. Bagian yang mendorong saya berpikir lebih
jauh lagi adalah lisensi dalam konteks jangka (lebih) panjang. Tidak
salah apabila tulisan Mark Pilgrim ikut mencuatkan persoalan
pemilihan
alat bantu Weblog masuk ke Slashdot. Karena persoalannya
bukan semata uang dan hak untuk mencari nafkah.
Benar, saya pernah berseloroh kepada Thomas A Setiawan lewat Yahoo! Messenger bahwa dia lebih kaya dari Mark karena masih punya harapan untuk membeli lisensi baru tersebut. Mark sendiri langsung banting stir pindah ke produk lain.
Namun pelajaran tentang lisensi itu lebih luas lagi: beberapa plugin boleh jadi tidak kompatibel dengan versi baru (yang sudah jelas terlihat adalah MT Blacklist) bukan hanya bermasalah secara teknis, namun kemungkinan pengembangnya ogah melanjutkan setelah melihat perkembangan terakhir ini. Setidaknya Srijith, kontributor plugin untuk komentar MT yang mendukung tanda tangan digital lewat OpenPGP, sudah menolak menjadi penguji “cuma-cuma” seperti sebelumnya. Ini berita tidak enak jika diingat MT dibesarkan antara lain oleh plugin yang bervariasi; suatu keadaan yang memiliki kesamaan dengan Perl, bahasa pemrograman di belakang MT, yang juga memiliki repositori modul gratis dan dibangun komunitas dalam jumlah fantastis.
Apabila lisensi berubah dan modul-modul yang dibuat orang lain sebagai kontribusi ikut macet, tidak dapat didistribusikan sesuai dengan harapan pembuat modul, maka kebebasan terancam. Dalam skenario produk non-Open Source, yang terjadi adalah kondisi yang benar-benar buntu. Karena orang lain tidak mungkin mengotak-atik atau membuat cabang baru dari produk yang macet tersebut. Bahkan pengertian free karena tersedia gratis pun tidak cukup untuk mengatasi kebuntuan ini.
Benar, bagi saya yang hanya berstatus pengguna, pada awalnya status free sebagai “gratis dari sisi ongkos” mencukupi; begitu juga fasilitas yang saya gunakan dari MT versi sebelumnya sudah memadai. Namun kerugian bagi saya yang sedikit banyak mengetahui pola kerja produk ini secara global, melihat kapasitas plugin yang tersedia, saya tidak bisa berharap banyak akan muncul MT-Perjuangan! Artinya, kalaupun saya bergabung (sebagai pemakai setia) dengan “para pembangkang” yang punya kapasitas mengembangkan MT-like, versi unoficial atau infamous itu tidak akan pernah muncul.
Bandingkan dengan keberuntungan pemakai Coppermine: produk bagus tersebut masih terselamatkan bahkan setelah pengembang utama versi awal lenyap tidak ketahuan rimbanya sampai saat ini!
Contoh dari sejarah yang sampai hari-hari ini masih menjadi zombie gentayangan adalah UNIX: siapa sebenarnya yang masih peduli dengan UNIX secara teknis? Nama besar itu menjadi bulan-bulanan lisensi dan merk dagang, dan menguras ongkos banyak di pengadilan, sehingga dengan jenaka Linus mengakui bahwa ia cuma perwakilan bapak Linux sebenarnya, yakni Sinterklas. Siapapun yang pernah mencoba Linux atau keluarga BSD, dan pernah membaca sejarah UNIX tentu berpendapat bahwa secara konsep mereka melihat ke masa lampau dan itu berarti UNIX. Namun sekurangnya saya pribadi, membaca tudingan getir bahwa sampai penomoran signal dan nama header file yang sama dijadikan tudingan mencuri kode UNIX, tentulah menyebalkan mengait-ngaitkan Linux dengan UNIX sebagai merk dagang.
Karena kode (program) adalah puisi, persoalan lisensi ini tidak tertutup kemungkinan menimpa karya tulis seperti Weblog. Menurut Komputer Aktif, sebagian penulis Weblog menjuluki dirinya jurnalis independen. Seandainya julukan itu bukan hanya pemanis bibir, dan pemakainya peduli dengan karya yang dibuat, maka keterangan tentang lisensi itu perlu disebut eksplisit. Apakah rela artikel saudara disalin-tempel di situs Web lain tanpa keterangan pengutipan apapun? Bagaimana seandainya pengutipnya menggunakan hasil karya saudara untuk kepentingan yang bersifat komersial dan menerapkan lisensi baru?
Sejauh ini Creative Common License menyediakan kemungkinan lisensi yang dapat dipilih. Walaupun saudara belum sampai pada persoalan lebih pelik (dan mudah-mudahan jangan), ada baiknya penjelasan lisensi dipasang secara eksplisit dari awal. Karena sudah terbukti: menyediakan secara gratis saja tidak cukup, masih perlu ditambahi aturan pemakaian materi itu selanjutnya.
Sebetulnya saya sendiri juga pengguna MT, tetapi hanya untuk menyusun dokumentasi di localnets. Sayang sekali tentang lisensi ini, tapi ya memang itu hak mereka kan?
Tentu saja itu hak mereka, dan tidak usah dijadikan persoalan. Yang menjadi perhatian bagi kita memang kebijakan dan konsekuensi dengan lisensi — baik bagi kita sebagai pemakai atau pemilik produk.
Wah saya sih tidak sedang menantang. Pertanyaan itu tidak sedang saya ajukan secara spesifik ke bapak saja. Kebetulan programmer perl yang saya tau ya baru bapak. Tapi setelah mendengar penjelasan bapak skrg saya jadi lebih mengerti. Trims.
Hush, siapa yang merasa “tertantang”? :-)
Saya bukan “hacker” jadi saya tahu itu bukan untuk saya. ;-)
Bagi yang belum tahu, keterangan di atas adalah respon Joshua terhadap komentar saya di Weblog dia.