Beberapa hari ini, dari akhir Januari sampai awal Maret, saya harus bergelut dengan kondisi server Web yang tidak stabil. Kerusakan perangkat keras menjadi salah satu gangguan yang cukup merisaukan. Setelah bongkar-pasang kartu video dan sempat diduga hard disk rusak fisik, gangguan terakhir menimpa keping RAM. Karena tidak langsung diketahui persoalannya, beberapa kali server Web bekerja dan kemudian non-aktif, sehingga besar kemungkinan mengganggu pengunjung semua situs yang dipasang di mesin tersebut.
Bagi saya, server Web tersebut selain dimaksudkan sebagai cara berhemat menggunakan fasilitas Internet (dibanding menggunakan jasa hosting), mengurus server Web merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Anggap saja seperti halnya banyak orang punya kegemaran memelihara binatang piaraan di rumah.
Kebetulan saya berkesempatan menggunakan layanan Internet lewat modem kabel. Dengan akses kontinu, port untuk Web (port 80) dibuka, dan ongkos terjangkau, siapa yang tidak tergiur untuk menyalakan sebuah komputer dan dijadikan server? Apalagi jika diingat pada saat saya bekerja di lingkungan pendidikan di Indonesia, dengan prasarana yang terbatas pun dapat diusahakan server Web yang aktif melayani pengunjung.
Jadi saya kira seandainya pun “jatuh bangun” karena sedikit ganjalan seperti kerusakan perangkat keras akhir-akhir ini, harus dilihat sebagai “bersuasana Indonesia.” Saya sering bergurau, apabila situs besar seperti Yahoo! hilang dari Internet selama beberapa menit saja, tentu akan banyak orang ribut (sebagaimana waktu server mereka terkena serangan DOS pada tahun 2000 lalu dan memperlambat akses menjadi beberapa detik, teknisi paling mahal di dunia, sekaligus pemilik Yahoo!, David Filo, langsung turun tangan), sedangkan situs Web yang kami miliki, down beberapa hari pun masih bisa ditolerir.
Sekaligus mendidik agar “tidak sombong” bahwa situs yang dipasang di server Web ini adalah sesuatu yang sangat hebat, melainkan, “bersahaja, hemat, cermat, dan bertanggung jawab.” Lho, itu Dasa Darma Pramuka kan?
[17:19] Harga paling “mahal” yang diakibatkan oleh gangguan ini adalah beberapa domain lenyap dari Google dan sebagian lagi dimasukkan menjadi “Suplemental Result”.
