Kebetulan bersamaan dengan awal tahun baru 2004: tata letak Coret Moret dan #direktif dirombak. Jika sebelumnya saya sempat mempertimbangkan menggunakan jasa tenaga ahli tata letak, sekaligus melengkapi atribut grafis seperti logo dan gambar yang menjadi pemikat sebuah situs Web, akhirnya pertimbangan kepraktisan (dan, ehem… penghematan ongkos) lebih memacu untuk dikerjakan sendiri.
Prinsip penting: tata letak baru harus mewakili, atau menjadi simbol, harapan saya tentang kedua Weblog tersebut.
Saya tetap tidak kapok dengan gagasan kesederhanaan, dan hal itu yang ingin diwujudkan lewat rancangan tata letak baru. Lebih-lebih yang saya tangani adalah Weblog pribadi, yang membawa pandangan saya lewat tulisan, maka sepantasnyalah yang lebih diekspos adalah tulisan. Setidaknya untuk saat ini. Oleh karena itu penempatan blok, navigasi, dan tulisan yang ingin disampaikan harus dibuat jelas dan terekspos eksplisit. Untuk maksud tersebut, ukuran halaman dipersempit dan diambil posisi tengah. Agar lebih menampung materi, ukuran huruf diperkecil dan navigasi dikumpulkan dalam bentuk daftar. Artikel yang ditulis terakhir dipasang penuh dan diikuti oleh pengantar artikel sebelumnya dalam jumlah yang lebih sedikit.
Bagian navigasi juga dipangkas banyak. Taut tidak perlu — seperti sepuluh artikel terakhir yang diunggah, komentar terakhir yang masuk — dihapus. Eksperimen saya dengan sideblog, dalam bentuk kutipan potongan berita dan catatan singkat, sudah barang tentu terkena acara penggusuran ini. Hasilnya benar-benar ringkas menjadi seperti secarik catatan kecil (sticky note) yang diletakkan dalam posisi sekunder di sebelah kanan.
Dengan demikian pengunjung yang datang pada halaman pembuka langsung menikmati sebuah tulisan utama dan perspektif secukupnya dari tulisan sebelumnya. Apabila ingin lebih jauh menelusuri situs Web, pengunjung dipersilakan menggunakan navigasi dalam bentuk blok yang praktis. Prinsip utama Weblog saya, yakni ruang selapang mungkin untuk teks, terbantu secara tidak langsung.
Akah halnya warna dan pemasangan batas (border) saya mengandalkan kepantasan umum, yakni perbedaan warna jangan terlalu kontras, namun juga hindari perbedaan warna yang terlalu lembut, karena saya periksa di notebook yang menggunakan LCD dan menggunakan kartu video dengan memori terbatas, hasilnya perbedaan lembut tersebut malah mengaburkan. Jadi ambil pilihan yang moderat. Efek garis batas berupa kumpulan titik (dotted) diperlukan karena saya merasa perlu penegasan terhadap perataan paragraf (text alignment); namun jangan menjadi kaku dan “mengurung” semisal menggunakan garis utuh.
Tentang pemakaian batas yang disebutkan di atas, saya tetap menyayangkan perilaku Internet Explorer.
Sisi penting lain yang ingin saya penuhi dari tata letak adalah sedapat mungkin peduli terhadap bakuan (standard). Dimulai dari XHTML, CSS, dan berikutnya petunjuk tentang penyusunan dokumen yang lebih dapat diakses (accessibility guide). Saya mendukung penuh pendekatan halaman Web yang menyajikan semantik di HTML dan efek tampilan di CSS. Catatan Boy Avianto merupakan salah satu rujukan awal yang sering saya gunakan untuk membaca beragam materi tentang pendekatan ini.
Sebagai nostalgia, tampilan tata letak sebelumnya hasil pengambilan langsung dari layar, dikoleksi.