Sastra Sisi yang Lain

| No TrackBacks

Puisi Saut Situmorang pada email sebelum ini termasuk puisi gelap ya? Soalnya saya terima sebagai kumpulan ganti-baris atau dalam bahasa resmi komputer, a collection of carriage-returns. Entah Saut memang menyengaja mengirim berkas kosong atau salah kirim email.

+ + +

Akan tetapi malah terbetik pada pikiran saya, bagaimana jika sastra dipertemukan dengan tekonologi informasi, atau disederhanakan: bahasa pemrograman. Sesuatu yang dulu belum terbayangkan namun sekarang menjadi keniscayaan. Kalau dulu penyair bermain-main dengan variasi huruf mesin ketik, sekarang kelenturan medium elektronik, kelonggaran gaya bahasa email, dan kekakuan bahasa pemrograman (yang jauh lebih sederhana dibanding bahasa alamiah) menjadi permainan baru yang menarik.

Para pemrogram, sembari merunut kode mereka, juga terpikir bermain-main dengan kata kunci, identifikator, tipe data, dan operator, sehingga menjadi seni yang menyegarkan pikiran, meletupkan kejutan-kejutan kecil, dan membebaskan dari kungkungan sintaksis. Para perancang bahasa pemrograman juga ingin mengungkapkan perasaan mereka lewat ciptaannya: ada yang menghasilkan gaya pendidikan yang tertib, terdapat pula jenis yang bercitarasa siap-jual, dan tentu saja, jenis yang ingin tampil memberontak terhadap kemapanan dapat dijumpai. Pemakai bahasa pemrograman yang mendalam dan sampai pada cita rasa itu tentu akan merasakan perbedaan yang halus namun substantif tersebut.

Saya pertama mengenal nama Noam Chomsky pada salah satu buku Teori Bahasa, sebuah buku pengantar di Informatika untuk memahami kategorisasi dan dasar-dasar bahasa pemrograman. Ternyata kategorisasi tiga jenis bahasa yang disebutkan Chomsky berlaku secara umum dan dia sendiri ahli linguistik dari MIT.

Jadi jangan dibilang lagi bahwa bahasa pemrograman itu melulu urusan orang matematika hanya karena bersimbol alfa, betha, dan gamma, serta teori produksinya banyak menggunakan notasi matematika diskrit. Di tempat yang lebih praktis lagi, Larry Wall, pembuat bahasa pemrograman yang sekarang termasuk 10 besar favorit, Perl, juga alumni linguistik — konon jurusan Sastra — yang bekerja di Jet Propulsion, NASA. Pengalaman saya sebagai pemakai Perl memang dapat merasakan bahasa ini membawa genre baru dan mewakili “angkatan akhir abad XX.” Karena para pemrogram, yang dipercaya membawa rasa seni juga selain aturan baku algoritma, juga ingin mengungkapkan perasaan dirinya dalam bentuk yang lebih bersahabat dengan manusia dan hangat.

+ + +

Coba nikmati “puisi” yang ditulis dengan Perl dan memenangkan The Perl Poetry Contest tahun lalu,

if ((light eq dark) && (dark eq light)
    && ($blaze_of_night{moon} == black_hole)
    && ($ravens_wing{bright} == $tin{bright})){
    my $love = $you = $sin{darkness} + 1;
};

Kode di atas diturunkan dari The Invocation, lirik dari Jim Steiman berikut:

If light were dark and dark were light
The moon a black hole in the blaze of night
A raven’s wing as bright as tin
Then you, my love, would be darker than sin.

dikutip dari The 2nd Perl Poetry Contest

Artikel di atas ditulis untuk Asah.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/4

Google Friend Connect

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on February 18, 2002 10:52 AM.

Masjid Selwerd was the previous entry in this blog.

Masjid An Noer, Hoogezand is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261