Playboy Edisi Indonesia Akhirnya Terbit

| 41 Comments | 1 TrackBack

Playboy edisi Indonesia terbit hari ini. Setelah diberitahu teman akan berita di Detikhot, pagi ini Rendy Maulana sudah berkabar akan pengalaman (dan sedikit ulasan) pembelian majalah Playboy dari tempat langganannya. Seperti sudah diduga dari janji redaktur mereka, Playboy edisi Indonesia konon tampil “lebih sopan” dibandingkan aslinya, artikelnya pun berkualitas.

Itu semua juga tidak mengherankan: artikel-artikel Playboy dari negara aslinya sudah beberapa kali diterjemahkan oleh media lokal tanpa harus mendatangkan Playboy sebagai majalah. Dari milis Jurnalisme saya membaca masukan sebagian jurnalis yang mendiskusikan: apakah media seperti Playboy masuk kategori jurnalistik? Pendapat lainnya adalah persoalan empati para jurnalis sendiri terhadap aspirasi masyarakat yang seharusnya termasuk tanggung jawab jurnalis juga. Sedangkan di milis lain, salah satu teman yang menggeluti ilmu ekonomi melihat tidak ada keuntungan apapun dengan datangnya Playboy di Indonesia. Target mereka akan pembaca tertentu tidak masuk akal karena para pembaca tersebut jumlahnya hanya sedikit dan masih tetap dapat memperoleh Playboy dengan membeli di luar negeri misalnya.

Saya juga menyangsikan bahwa aturan distribusi yang terbatas tersebut dapat terlaksana. Bukan apa-apa, karena pada sisi lain saya membaca sendiri pendapat pesimis akan ketentuan pailit pada aturan ketenagakerjaan yang dapat dengan mudah dibuat kongkalikong antara pengusaha dan pihak pemberi status pailit. Intinya: di sebuah tempat yang dianggap “korup”, susah diharapkan aturan dapat ditegakkan dengan benar. Jadi, bolehlah argumen tersebut saya pinjam dalam rangka kesangsian saya akan distribusi terbatas Playboy edisi Indonesia.

Ringkasnya, dengan semua dalih dan argumen balik yang disodorkan pihak yang setuju akan datangnya Playboy ke negeri ini, yang terlihat justru banyak hal harus diatur, dilaksanakan, atau diasumsikan berjalan benar. Pertanyaannya sederhana: siapa yang akan menjalankan hal itu semua dengan baik?

Akhirnya toh… Playboy edisi Indonesia tetap terbit juga, pada hari Jumat, hari kerja terakhir sebelum libur nasional Maulid Nabi Muhammad saw dan Wafat Isa a.s..

Apa yang dapat dilakukan untuk menentangnya?

Pertama, tentu jangan membelinya. Boikot semua produk Playboy edisi Indonesia dan turunannya. Even-even yang disponsori Playboy edisi Indonesia tentu tidak terkecuali. Lakukan dengan damai, tidak usah naik darah, cukup jelaskan dengan tegas: kami keberatan bekerja sama dengan kalian.

Kedua, sebarkan ajakan kepada para loper untuk tidak ikut mendistribusikan Playboy edisi Indonesia. Niat mereka sekadar menjual pun sudah termasuk berkontribusi pada motivasi yang dibawa majalah Playboy terhadap publik. Apalagi kalau bukan menjual ekspos aurat dengan tujuan sensasi seksual bagi pembaca?

Bukankah Playboy edisi Indonesia tidak berisi gambar perempuan telanjang?
Saya tidak menyebut “telanjang” pada tulisan di atas, melainkan ekspos aurat dengan tujuan sensasi seksual.

Bukankah majalah lain juga melakukan hal serupa?
Jika begitu, dua hal penentangan di atas dapat diterapkan pada majalah lain yang serupa dengan Playboy edisi Indonesia. Tidak menjadi masalah.

Oh ya, jika Playboy edisi Indonesia menggunakan sampul tambahan untuk menutupi sampul aslinya, apakah itu tidak termasuk tindak pengecohan konsumen?

[15:02] Hidayat menjelaskan distribusi Playboy yang seenaknya di perempatan Mampang.

1 TrackBack

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/76

Playboy Indonesia from Coret Moret Amal on April 10, 2006 3:29 PM

Tanpa malu-malu, majalah Playboy edisi Indonesia akan beredar bulan Maret mendatang. Walaupun dijanjikan akan disesuaikan dengan kultur negeri kita, Playboy... Read More

41 Comments

landa semua muna.saya tdk tau kurang kerjaan kan anda semua.saya tidak minat membeli playboy indonesia dan sy juga tidak menentang.pikirkan saja kehidupan anda sendiri.dewasakan pikiran anda sendiri.apakah nentang2 spt itu dewasa?knp anda menentang?anda tidak tahan?

Jika Playboy dan pendukungnya melakukan promosi, apakah penentangnya terus dicap “tidak dewasa” hanya karena mereka mencetuskan sikapnya? Benar, saya “tidak tahan”, yaitu tidak tahan diam membiarkan hal ini.

Oh ya, kalau Anda hanya memikirkan diri sendiri, tentu Anda tidak perlu memikirkan tulisan saya di atas. Betul, kan? :)

wah, kalo saya yang dapet balesan itu kayaknya sakit hati… Tapi tetap harus lapang dalam mendapat sesuatu apapun. Yang namanya manusia sudah pasti perlu orang lain, namanya juga makhluk sosial. “Jaman gini mikir diri sendiri? Kenapa ga jadi oknum pemerintah aja ?” kalo dah yakin pikiran anda dewasa, coba deh pecahkan masalah. jangan dipendam sendiri…

Tidak perlu sakit hati. Saya hanya bertanya balik akan dua hal yang bertentangan tadi.

Anda tau apa yang sedang anda kerjakan ? DEMO >>> DEMO Apa ? Kalo barang punyamu tidak bisa bangun yang demo nanti istrimu

Andi, dua pernyataan benar dan tidak ada hubungan? :p

sebelumnya saya meminta maaf terlebih dulu, kalau ada kata-kata saya di artikel ini yang bisa menyinggung teman-teman. komen dan saran dari teman-teman amat saya hargai.

Sebetulnya hal ini sudah cukup lama saya pikirkan hanya saja saya berusaha menghindar karna sepertinya dari kalangan teman-teman saya hanya saya yang berpikiran seperti ini. Saya terus terang kurang paham dengan sifat –sifat perempuan(the psychological nature of women). Saya seorang pria, tapi kalau disuruh berpakaian yang ketat atau hanya memakai celana pendek dan kaos yang tembus pandang terus terang saya malu. Tapi saya kurang mengerti apakah perempuan tidak mempunyai perasaan seperti itu. Kita bisa lihat media massa sekarang atau bahkan trend dan fashion pakaian sekarang yang semakin lama cenderung untuk membuka seluruh bagian tubuh perempuan. Mungkin kalau tidak berpakaian mengikuti trend-trend dari paris bisa di dikatakan tidak mengikuti perkembangan zaman atau dengan kata lain tidak trendy. Tapi sebagai seorang perempuan apakah anda suka sewaktu berjalan tubuhnya di pandang orang. Buah dada dan bahkan kakinya di lihat masyarakat umum. Apakah perempuan hanya sebagai objek utk memuaskan nafsu. Bagi perempuan sendiri apakah anda tidak malu tubuh anda yg seharusnya anda lindungi tapi malah sebaliknya hanya karna demi mencari uang yang tidak kekal atau hanya karna untuk mengelak dari dikatakan ketinggalan zaman. Dengan kata lain apakah anda tidak malu tubuh anda dipandang masyarakat? Apa bedanya pakaian wanita tuna susila dengan fashion jaman sekarang ? mungkin beberapa decade yang lalu pakaian wanita masih tertutup tetapi semakin lama berpakaian hanya baju dalam saja utk jaman sekarang sudah menjadi trend atau malangnya disebut “fashion”

Undang-undang anti pornografi sebetulnya utk melindungi tubuh perempuan dengan kata lain melindungi maruah perempuan. Kita bisa lihat di berbagai iklan atau promosi mulai dari sabun, sampo dan lain sebagainya cenderung memaparkan tubuh perempuan. Apakah tidak ada jalan lebih baik utk mempererat hubungan suami istri selain membaca majalah porno. Kalau menurut saya penerbitan majalah playboy tidak akan menghasilkan apa – apa utk menyelesaikan masalah hubungan seks suami istri atau hal-hal lainnya yg berkaitan dengan seks. Tidak perlulah diterbitkan majalah tersebut, sebelum ini kita bisa lihat tubuh perempuan hanya di gunakan utk dipandang atau di kongsi pandang oleh masyarakat. Mungkin perempuan tersebut tidak di sentuh tubuhnya tapi apakah tidak malu dipandang masyarakat hanya karna tubuh anda? Apakah keistimewaan perempuan hanya sebagai objek pemuas nafsu. Apakah ada sumbungan moral dengan menerbitkan majalah playboy? Apakah dengan menerbitkan majalah tersebut, kasus-kasus perkosaan dan kekerasan seksual lainnya bukan saja terhadap perempuan tetapi juga terhadap anggota keluarga sendiri bisa berkurang? Apakah seks pranikah yg kerap dilakukan oleh generasi bangsa kita di jaman sekarang ini bisa berkurang? Apakah masalah hubungan seks suami istri bisa selesai dengan diterbitkannya majalah playboy ? marilah kita renungkan bersama mungkin renungan ini bisa membawa kebaikan untuk kaum perempuan sendiri dan juga anak bangsa kita di masa sekarang dan dimasa depan.

saya telah membaca pandangan dari beberapa orang yang kurang lebih bisa dikatakan tidak peduli atau bisa dikatakan menyokong majalah playboy. Hal pertama yang mereka katakan adalah, media yang memaparkan tubuh kaum hawa secara vulgar baik melalui VCD atau media cetak sememangnya sudah tersebar sebelum penerbitan majalah playboy. Nah sekarang saya ambil perumpamaan, kalau saudara anda terkena penyakit AIDS apakah anda akan mengatakan:”sudahlah pasrah saja memang penyakit itu tidak bisa di obati dan lagikan bukan dia saja yg terkena penyakit itu” coba anda renungkan sejenak. Kembali kepada argument anda mengenai penyebaran gambar-gambar vulgar(porno) di Indonesia sebelum penerbitan majalah playboy memang sudah merupakan suatu masalah yang seharusnya kita secara bersama-sama menyelesaikannya bukan membiarkan masalah berikutnya muncul dan tidak bertindak apa-apa. Kita tau Indonesia masyarakatnya mayoritas beragama islam. Jelas dalam agama islam melarang gambar-gambar bagian tubuh perempuan maupun lelaki yang memaparkan auratnya. Nah sekarang meskipun bukan semua rakyat Indonesia beragama islam apakah kita harus menerima dengan pasrah penerbitan majalah tersebut yang jelas akan merugikan sebagian besar penganut agama islam di Negara ini. Hanya karna ulah tiga orang yang nafsu akan uang maka hancurlah akhlak dan moral bangsa kita. Tiga orang yang saya maksudkan adalah penerbitnya, dan dua orang modelnya yg tidak tau malu. Dengan demikian sekarang lah waktunya untuk dengan tegas menolak penerbitan majalah playboy dan juga majalah-majalah serta media lainnya yang mengandung unsur-unsur pornografi. Kita perlu ingat definisi porno itu sendiri tidak jelas dalam agama atau falsafah selain agama islam. Maka sudah seharusnya kita mengikuti pandangan orang banyak. Lagipula sebelum penerbitan majalah playboy kan memang sudah ditolak secara damai. Tapi karna tiga orang yang nekat ini maka terpaksalah kita harus berjuang demi bangsa, Negara, agama, dan generasi kita di masa sekarang dan masa depan. Perjuangan melawan pornografi sebetulnya untuk kebaikan kaum perempuan dan generasi kita tanpa mengenal agama dan kaum. Marilah teman-teman kita renungkan sejenak, mungkin usaha kita yang kecil ini bisa membawa kebaikan untuk anak- anak kita di masa sekarang dan di masa depan.

Terima kasih, Ridwan

Hmm…… majalah yang sama sekali tidak membantu menyelesaikan masalah yang sudah ada di Negara kita malah diterbitkan. Kembali saya ingin mengemukakan pandangan saya terhadap argument yang mengatakan majalah ini sah-sah saja di terbitkan hanya saja tergantung pendistribusiannya. Oke, saya ambil satu adegan dalam keluarga yang saya rasa mungkin terjadi, begini, katakan dalam sebuah keluarga ada seorang ayah atau salah satu anggota keluarganya yang suka baca majalah porno dan dalam hal ini orang tersebut membeli majalah playboy. Katakan orang yang membeli itu sudah diatas limit yang diperboleh kan utk membaca majalah playboy yang baru-baru ini di terbitkan. Nah sekarang kalau orang tersebut pulang kerumah dan setelah dia baca terus dia lupa menyimpan di tempat yang tersembunyi, apakah tidak mungkin bagi anak atau adiknya yang di bawah umur yang kebetulan tidak tau apa-apa kemudian melihat dan membaca majalah tersebut. Apakah penerbitnya bisa menjaga pembelinya sedemikian akurat dan teliti sampai ke rumah setiap pembelinya. Sebenarnya simple saja apakah bisa semua pembeli majalah tersebut tidak akan lupa menyimpannya di tempat yang tersembunyi? Katakan seorang ayah yang sudah menyimpannya di tempat yang tersembunyi misalnya di kamarnya. Kita tau remaja zaman sekarang sudah pandai pastilah mereka tau bagaimana cara mendapatkannya entah bagaimanalah caranya. Membatasi umur yg boleh membeli majalah tersebut tidak akan dapat memastikan bahwa majalah tersebut tidak akan jatuh ke tangan remaja atau generasi yg masih di bawah umur. Kita bisa lihat sebelum penerbitan majalah playboy, majalah yang memaparkan tubuh kaum hawa secara vulgar dan melalui media lainnya sudah tersebar luas. Sedih tapi kenyataan, membiarkan majalah playboy diterbitkan berarti membuka pintu lebih lebar lagi ke gambar-gambar atau media lainnya utk lebih memaparkan dengan lebih vulgar lagi tubuh kaum hawa. Saya mohon maaf, saya tidak bermaksud meyinggung atau bersuara galak akan tetapi saya cukup sedih melihat bangsa kita yang sudah susah mencari sesuap nasi, harga barang naik, pendidikan tidak merata bahkan banyak yang tidak bisa membaca. Malah tiba-tiba ada seseorang yang menerbitkan majalah yang konon bukan pornografi tetapi majalah lifestyle. Dia katakan sudah di modifikasi 75%, kalau tidak di tolak pasti persentase nya akan berkurang dari masa ke semasa. Pada akhirnya hancurlah moral dan pikiran bangsa kita karna tidak bisa berpikir jernih. Majalah tersebut tidak membantu bangsa kita dan tidak sama sekali membanggakan budaya kita yaitu budaya timur dan untuk umat islam budaya yang melambangkan sopan santun umat islam. Majalah tersebut sebetulnya membawa masuk bibit-bibit budaya pornografi dari barat, mungkin belum se vulgar versi barat tapi kalau dibiarkan…..teman-teman taulah.

Cepat sekali dalam waktu kurang dalam lima hari bisa laku terjual. Kita perlu bertindak tegas dalam menolak majalah playboy, majalah- majalah berunsur pornografi dan media lainnya yang memaparkan tubuh kaum hawa secara vulgar. Sekaranglah saatnya. Hal ini bukan fenomena yang aneh karna setelah jatuhnya orde baru kita perlu lebih tegas dalam bertindak. Tolak hal-hal yang membawa kehancuran kepada bangsa kita. Pengalaman saya tinggal di Negara barat, setelah revolusi sex di amerika bahkan setelah menyebarnya majalah-majalah khusus utk kaum pria, kasus perkosaan dan incest tidak berkurang, di kampus saja masih bisa terjadi pelecehan seksual. Coba saja pergi ke CNN atau msnbc, sedih melihat anak-anak kecil di manipulasi utk pornographic website. Kalau pikiran sudah tidak jernih maka niat jahat akan muncul, kalau sudah demikian maka keamanan tidak akan bisa tercapai di Negara kita. Mahal memang rasa aman itu, semahal perjuangan kita meraih kemerdekaan di tahun 45. mungkin suara saya tidak sampai ke saudara-saudara saya di seluruh tanah air, marilah teman-teman yang sudah membaca, kita sama-sama berganding bahu membuat masa depan bangsa kita lebih cerah.

Wassalam, Ridwan prijatna

sah-sah aja kalo playboy terbit…. masalahnya tabloit lain yang lebih tidak sopan dari playboy juga aman2 aja,gak di permasalahin……..

berpikirlah agak dewasa… playboy tidak mutlak sebuah majalah yang porno, tidak berpendidikan dan majalah tanpa sopan santun tapi liatlah sisi positif dari majalah tersebut…….karena sesungguhnya semua hal di dunia ini mempunyai hal positif dan negatif

Kalau tidak mutlak majalah porno, mengapa mereka mati-matian mempertahankan citra merk tersebut? Mengapa tidak didatangkan media bercitra lain yang lebih baik — jauh dari nilai-nilai yang dianggap kontroversial?

karena mereka ingin mengubah citra playboy di indonesia bahwa di Indonesia Play boy bukan seperti di Sononya

sebenernya siapa sih yg mikir kalo playboy itu bercitra pornografi, Ya kita sendiri lah Kenapa tidak dari kita sendiri mengubah citra Playboy Indonesia? Be positive lah!

sekali lagi porno itu dari kita senddiri yg berpikir porno, kalo ngga berpikir porno apa bisa disebut porno?

contoh:

Sebuah kumpulan laki2 tiba2 melihat wanita berjalan di depan mereka(padahal berpakean lengkap) mereka langsung terangsang dan birahi memuncak…. porno ga itu cewek? yah jadinya porno, krn pikiran laki2 yg pada porno.

Saya nonton Inul di TV lagi ngebor, saya sama sekali tidak terangsang, malah ketawa dengan gaya joget inul yg brutal. Porno ga? ya jelas ngga, saya sama sekali tidak terangsang, yg saya lihat malah lucu dan rada norak juga.

Jadi pandangan porno itu relatif dan tidak sama pada setiap orang, jadi jgn di buat mutlak dong.

Playboy indonesia porno?? bagi saya tidak, dan saya sudah lihat kok tidak terlalu beda ngan popular, matra, atau sejenisnya dan tidak membuat terangsang, walau saya tetap tidak berminat membeli.

Playboy amerika porno? tergantung, kalo saya terangsang berarti pornografi, kalo tidak yah tidak, tapi sampai saat ini saya belom pernah melihat playboy yg dari SONO

Saya punya buku berjudul THE PLAYBOY GUIDE TO JAZZ yg ngarang neill tesser dan yg nerbitin playboy amerika… Porno?? gambarnya ga ada wanita sama sekali dan isinya hanyalah perkembangan music jazz teori, latar belakang dan pengaruh muisc jazz?? hmm padahal pake kata playboy dan yg nerbitin playboy tuh?? bercitra porno?? mungkin bagi yg melihat music itu porno? tapi tidak bagi saya

Pak Ok lagi, Anda baca deh penjelasan di Wikipedia, sebuah ensiklopedia yang ditulis secara bersama oleh banyak kalangan:

Playboy’s use of “tasteful” nude photos is often classified as “softcore” in contrast to the more “hardcore” pornographic magazines…

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Playboy

Entri tersebut ditulis oleh hampir semua bukan orang Indonesia.

Kalau mereka mau mengubah citra, mengapa dilakukan di Indonesia? Kerjakan di negara asalnya sana; kita tidak punya urusan dengan hal itu. Penerbit di sini juga punya banyak alternatif penerbitan lain yang lebih baik citranya dibanding Playboy dalam kaitan dengan citra pornografi yang sudah melekat.

Sila saja “Playboy Guide to Jazz” tidak masuk kategori pornografi, namun itu tidak mengubah esensi Playboy sebagai sebuah brand merk dagang. Lagipula, saya tidak sedang membicarakan Playboy Guide to Jazz, bukan pula membicarakan Playboy di Amerika Serikat, yang saya bicarakan adalah Playboy di Indonesia.

Mengapa Anda tidak meminta penerbit Playboy Indonesia berpikir positif dengan menyuguhkan media yang lebih baik?

“Playboy’s use of “tasteful” nude photos is often classified as “softcore” in contrast to the more “hardcore” pornographic magazines…

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Playboy

Entri tersebut ditulis oleh hampir semua bukan orang Indonesia.”

Bukan sama orang indonesia kan?? sekarang kan kita membahas yg INDONESIA bukan?

berarti pandangan yg dilihat di indonesia bukan?? saya yakin dan seyakin yakinnya jika mayoritas orang di indonesia sudah melihat dam membaca playboy indonesia(tapi sayang udah di boikot duluan)

pasti semua akan mengomentari bahwa playboy indonesia jauh lebih sopan dari yg di luar punya, bahkan lebih sopan dari majalah FHM dan MAXIM yg duluan masuk indonesia dengan mulusnya. dari situ saja kita bisa melihat bahwa ada perubahan dalam memandang playboy itu sendiri bagi orang indonesia maupun luar sudah beda, citra playboy indonesia telah beda dengan playboy luar bukan?

apa yg dicitrakan pornography yg di tulis di wikipedia itu adalah pandangan luar indonesia bukan?? apa mereka yg diluar sana sudah melihat playboy indonesia?? dan andaikata mereka telah melihatnya, pasti mereka akan heran, kok ga ada gambar bugilnya, kok sopan banget…

nah dari situ saja saja terlihat citra playboy mulai berubah trutama untuk di indonesia.

Anda bilang “Mengapa Anda tidak meminta penerbit Playboy Indonesia berpikir positif dengan menyuguhkan media yang lebih baik?”

Bukankah Playboy Indonesia sudah menyuguhkan media yg lebih baik(bukan yg paling baik) daripada Playboy negara asalnya?

Anda menulis “Kalau mereka mau mengubah citra, mengapa dilakukan di Indonesia? Kerjakan di negara asalnya sana; kita tidak punya urusan dengan hal itu. Penerbit di sini juga punya banyak alternatif penerbitan lain yang lebih baik citranya dibanding Playboy dalam kaitan dengan citra pornografi yang sudah melekat.”

Masalah penerbitan di Indonesia itu kan hak mereka, tidak ada hukum mutlak yg melarang penerbitan merek luar masuk ke indonesia bukan? Lalu apa salahnya kalau mengubah citra dilakukan di Indonesia, toh ini dibaca juga untuk orang Indonesia dan berbahasa Indonesia, toh di sini pengubahan citra pornography itu juga untuk orang Indonesia dan pada akhirnya orang indonesia akan melihat bahwa playboy indonesia bukanlah majalah pornography seperti yg di image-kan orang luar atau di wikipedia..

anda juga bilang “Kita tidak punya urusan dengan hal itu”

Memang tidak, ngapain kita ikut2 ngurusin hal itu, itu masalah penerbit di sini kok, ngapain kita repot ya ga? tapi sekali lagi, itu hak penerbit untuk melakukannya di Indonesia selama dia telah melewati proses hukum yg berlaku di sini.

Saya di sini bukan membela Playboy atau apapun, cuman saya hanya ingin menjelaskan bahwa masalah akhlak ada di diri kita sendiri dan bgm kita menjaganya, kalo kita tidak suka dengan playboy yah tidak usah beli, tidak perlu memaksakan orang lain untuk boikot segala. Kalau orang lain memang tidak suka pasti juga tidak akan membeli.

Moral negara kira rusak bukan karena majalah Playboy kok, sebelom playboy terbit moral negara kita juga sudah ambruk krn korupsi.

Masalah pornography yg utama di Indonesia bersumber dari internet yg dan ke 2 bersumber dari tabloid murahan dengan foto2 yg tdak ada estetikanya sama sekali yg dijual di jalanan dengan harga sangat murah karena negara kita memang mayoritas dihuni masyarakat kelas menengah ke bawah yg hanya mampu membeli media tersebut. Untuk playboy, FHM, MAXIM, Popular yg dijual dengan harga rata2 30 rb ke atas adalah sangat mahal untuk masyarakat kelas bawah. Padahal untuk brand yg saya sebutkan tadi isinya lebih ada educativenya dibanding tabloid murah meriah tersebut.

Masyarakat Indonesia terdiri dari 80% kelas menengah ke bawah dan 20% menengah ke atas. Kasus pemerkosaan rata2 terjadi di masyarakat kelas menengah ke bawah, jadi menurut logika, Playboy atau media kelas murah meriah yg jadi sumber pornography dan menyebabkan tindakan asusila tsb?

BTW perbedaaan pendapat wajar kok pak amal, saya tidak berkmaksud memaksakan pendapat, biar orang lain saja yg menilai, berbeda boleh asal tidak merugikan satu sama lain ok? krn saya yakin saya dan pak amal pasti akan berbeda pendapat soal porno itu, peace pak!

O iya artikel penolakan FHM dan MAXIM kok tidak ada yah? atau tabloid murahan lainnya? kok cumna playboy aja nih,

Pak Ok, kalau penerbit Playboy di Indonesia ingin menerbitkan media yang [lebih] baik (bukan lebih baik dari Playboy edisi Amerika Serikat), tidak usah repot-repot bawa lisensi Playboy ke sini. Mau seperti apapun diperbaiki di sini, brand Playboy sudah seperti yang ditulis di Wikipedia itu.

Saya beri penekanan pada “ditulis oleh kebanyakan bukan orang Indonesia” untuk memberi penjelasan bahwa pengertian Playboy sebagai majalah bercita rasa pornografi itu sudah diakui sedunia, bukan sebaliknya penerbit di sini justru mendapat pengakuan hendak membuat Playboy gaya baru.

Mengapa mengajak orang lain untuk memboikot disebut “memaksa”? Bagaimana dengan promosi pemasaran yang mengajak orang lain untuk membeli? Mengapa tidak ada hak untuk menolak?

Memang persoalan moral di negara kita bukan hanya dari satu majalah ini, masih banyak lainnya. Yang menjadi pertanyaan penting: jika kondisi sudah sedemikian parah, mengapa ditambahi persoalan baru dari Playboy?

Alasan ceruk pembeli kelas menengah ke atas juga tidak membawa manfaat. Mereka yang ada di segmen tersebut jika ingin memperoleh Playboy sudah punya jalur sendiri, tidak perlu repot-repot dibuatkan edisi Indonesia. Untuk dalih alasan edukatif, coba pertimbangkan puluhan cara lain. Rubrik wawancara Playboy yang konon dianggap berkelas juga bisa diterjemahkan dan dimuat di media lokal.

Tentang media lain, saya salinkan lagi salah satu paragraf dari tulisan di atas:

Jika begitu, dua hal penentangan di atas dapat diterapkan pada majalah lain yang serupa dengan Playboy edisi Indonesia. Tidak menjadi masalah.

Saya juga tidak menuding atau berspekulasi Anda membela Playboy. Masalah akhlak memang dimulai dari diri kita sendiri, namun mengurungnya sebagai semata-mata persoalan pribadi itu tidak saya sepakati. Salah satu cara menjaga kondisi diri kita sendiri (raga dan jiwa) adalah memperhatikan kondisi lingkungan.

Memang peace kok. Yang kita bicarakan tentang gagasan, bukan penyerangan ke arah pribadi.

Perempuan menggugat

Seberapa banyak sih perempuan yang tidak merasa secure dengan adanya RUU APP bila dibandingkan dgn perempuan Indonesia seluruhnya ? Jelas segelintir wanita tsb tidak merasa secure, wong mereka terbiasa dengan mempertontonkan sensualitas mereka di ranah publik. Bahkan periuk nasinya dari hasil mempertontonkan tubuhnya tsb.

Justru mereka lah yang merendahkan derajat perempuan Indonesia. Tapi mereka dgn lantangnya menyuarakan seakan-akan mewakili perempuan Indonesia seluruhnya.

Selain itu mereka juga beralasan RUU APP sangat diskriminatif thd perempuan, krn perempuan dianggap sbg objek dan pelaku pornografi.

Coba lihat lagi RUU APP, dalam pasal-pasal TIDAK SAMA SEKALI mengatakan perempuan/wanita. Kecuali di penjelasan, dijelaskan bagian-bagian sensualitas. Sekarang perempuan dan laki-laki memang secara fisik berbeda khan ? Tidak mungkin kita berargumen dgn persamaan gender utk masalah ini. Bentuk tubuh perempuan dan laki-laki jelas berbeda, begitu pula bagian-bagian yang membangkitkan birahi juga berbeda.

Bila mereka mempertentangkannya, harusnya mereka menggugat TUHAN ! Kenapa perempuan diberikan bentuk tubuh seperti ini ? Kenapa perempuan mempunyai banyak sekali bagian tubuh yang indah dan sensual yang menarik hasrat kaum laki-laki ? Kenapa diciptakan gender yang berbeda ? Kenapa tidak hanya satu gender saja, sehingga kaum perempuan tidak perlu capek-capek memperjuangkan persamaan gender dalam segala hal, termasuk bentuk fisik ? Kenapa perempuan diciptakan ? Kenapa perempuan (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk laki-laki (Adam) ?

Perempuan dan laki-laki dikaruniai hasrat/birahi dalam memandang lawan jenisnya. Dan perempuan dikaruniai lebih banyak bagian tubuh yang indah yang menarik bagi kaum laki-laki. Saya setuju bahwa tubuh perempuan itu mengandung nilai seni dan sensualitas yang tinggi bila di pandang oleh kaum laki-laki yang normal maka hasrat kaum laki-laki itu akan terpancing.

Tapi pertanyaannya apakah itu harus dipertontonkan ke ranah publik ? Yang jelas itu men-drive hasrat birahi kaum laki-laki. Apakah mereka berhak menjual bentuk tubuhnya untuk diperlihatkan ke kaum laki-laki hidung belang ? Apakah kita wajib melindungi kaum perempuan yang justru merendahkan kaum perempuan itu sendiri ?

RUU APP BUKAN menyeragamkan budaya, BUKAN menyeragamkan dalam berpakaian, BUKAN untuk memaksakan aturan suatu agama. RUU APP dapat mengangkat suatu kaum/suku yang masih berpakaian / pola hidup yang tertinggal dan kurang beradab, bukan untuk menangkapnya, kenapa ? Karena mereka bukan dgn sengaja mempertontonkannya. Tapi ini merupakan tugas kita untuk menjadikan mereka lebih beradab dalam era globalisasi ini

RUU APP ini justru utk mendefinisikan Pornografi dan Pornoaksi krn di UU yang ada tidak jelas batasan melanggar kesusilaan. RUU APP ini hanya meminta warga negaranya berpakaian secara sopan, tidak untuk memancing birahi lawan jenisnya (baik laki-laki dan perempuan) RUU APP melindungi kaum perempuan Indonesia dari pihak-pihak yang justru merendahkan kaum perempuan dengan dijadikan objek yang laku dijual dan dibeli oleh kaum laki-laki hidung belang. RUU APP melindungi moral anak-anak kita dari bahaya pornografi yang nantinya mereka tidak fokus dalam belajar dan membangun masa depan bangsa dengan keilmuannya bukan dengan mempertontonkan tubuhnya atau bahkan melacurkan dirinya.

Janganlah kalian EGOIS karena saat ini kita dapat menikmati keindahan tubuh perempuan. Janganlah kalian EGOIS karena saat ini job order untuk tampil dan terkenal dengan mempertontonkan tubuh kalian. Janganlah kalian mengeruk profit dari mempertontonkan tubuh perempuan yang justru menghinakan/merendahkan kaum perempuan.

Lihatlah masa depan bangsa… lihatlah masa depan anak-anak bangsa yang masih lucu dan lugu dan mereka sedang giat belajar. Jangan ganggu dan usik mereka oleh media pornografi. Jangan hina harga diri mereka ketika mereka tahu ibunya mempertontonkan keindahan tubuhnya demi kaum lelaki.

Bila mereka terganggu, mereka tidak akan fokus belajar demi ilmu untuk masa depan mereka dan masa depan bangsa. Mereka akan terjerumus ke fantasi mereka dengan melihat media pornografi akhirnya mereka akan terjerumus ke dalam dunia free sex. Akhirnya perempuan juga yang akan menjadi korban: hamil. Dan berikutnya perbuatan dosa lagi yang mereka lakukan, yaitu Aborsi Atau lahir seorang anak yang tidak diketahui Bapaknya, atau Bapaknya tidak bertanggung jawab. Kasihan kaum perempuan bila menanggung beban seperti itu.

Apakah mereka bisa membangun negaranya ?

Tanggung jawab siapakah ini ?

Jelas tanggung jawab kita sekarang ini. Sama seperti kita memberantas Narkoba agar kita tidak hilang generasi penerus. Sama seperti kita mempertahankan Sumber Daya Alam untuk anak cucu kita kelak. Sama dengan menyelesaikan hutang negara agar anak kita tidak terbebani oleh hutang negara. Sama dengan kita melestarikan hutan saat ini demi anak cucu kita.

bebaskan…..

waduh mas amal. kayaknya semua yg masuk hanyalah kaum adam. memang kalo dilihat dari kacamata manusia waras terlebih diri pribadi sosok wanita layaknya harimau yg wajib dijaga atau malah dikerangkeng. tapi menurut saya tidka begitu. banyak kasus pemerkosaan terlewbih lagi adalah pelecehan seksual yg dilakukan banyak laki-laki. tapi itu semua saya rasa dikarenakan kekuatan iman seseorang yg rapuh atau barangkali memang seorang laki-laki itu bernafsu besar. padahal sebenarnya seorang wanita juga sama. tetapi kami lebih banyak malu dari pada cowok yg suka mengumbar. saya tidak setuju jika wanita dikatakan sebagai akar masalah dari laki2 yg tidak kuat menahan birahi. tetapi menurut saya justru laki2 itu harus selalu pakai rasio dan tidak melihat sosok wanita terus sebagai objek. mengenai playboy saya memang sangat tidak setuju sekali. yg saya ambil kesimpulan sebenarnya pihak penerbit playboy indo itu sebenarnya hanya mau memboomingkan nama majalah ini saja, toh yg lebi hparah banyak,namun itu semua hanya tameng supaya dia bisa terbit. saya yakin setelah ini pasti isi dari playboy akan mengarah ke isi yg sebenarnya seperti di negara asalnya. semoga masyarakat indonesia bisa berpikir secara naluri mengenai kasus ini. dan saya sangat berharap sebagai wanita supaya kami bisa melindungi dan dilindungi tanpa dijadikan objek semata.terimakasih.

Coba pakai logika saya:

Sebuah bank dalam menyelamatkan uang nasabahnya, akan melakukan pengamanan dengan menyimpan dalam brangkas yang sangat kuat dan dijaga oleh pihak keamanan.

Artinya untuk menyelamatkan diri, lakukan hal-hal yang tidak memancing timbulnya tindak kriminal.

Di sisi lain, juga Perampok, Maling dan Pemerkosa harus ditindak sesuai dengan aturan yang ada.

Suatu tindakan kriminal dapat terjadi karena: adanya niat jahat dan adanya kesempatan.

Saya heran koq perempuan yang demo anti RUU itu nggak mau ngaca dan sadar sih…

mengenai wanita yang mempertontonkan bentuk tubuh mereka adalah Hak asasi mereka, sebenarnya hal ini gak perlu di persoalkan. Mereka wanita berani melakukan demikian, tentunya harus siap menerima resikonya dari yang paling positif hingga yang paling negatif. yang perlu dipersoalkan adalah yang menonton dan melirik tontonan tersebut yang mana mereka yang gak dapat mengendalikan pikiran dan tindakan mereka sehingga menciptakan suatu kejadian yang sangat tidak diharapkan, sungguh suatu hal yang harus dipunish tinggi. Undang2 yang perlu dibuat adalah undang2 bagi mereka yang tidak bisa mengendalikan pikiran dan tindakan mereka. mereka itu yang perlu dikenai sanksi.

seharusnya setiap tindakan yang dilakukan setiap insan manusia harus dipertimbangkan matang dan siap menerima konsukuensi yang terjadi (entah baik atau buruk)

Dengan pemikiran ini kedewasaan dalam berkehidupan sosial dan mencerdaskan bangsa dapat terwujud.

Aduh sudah semakin bejad yah moral Bangsa ini,bertobatlah jika ingin masuk SURGA

Mas Amal, saya ikut dukung… Terus semangat karena… “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (selama) menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” 3.110.

PERLU DITINGKATKAN KALAU BISA DI PER LUAS

menurut saya masyarakat indonesia sudah dewasa dan apalagi majalah playboy kan tidak dijual kepada masyarakat yang belum cukup umur jadi sah-sah saja apalagi itu adalah pendidikan seks yang baik sekali, jadi tolak RUU APP mending kita memberantas rokok yang jelas2 merusak tubuh dan indonesia berada di peringkat 1 perokok berat.

Perdebatan mengenai RUU APP sungguh menarik. Satu sisi, penikmat seks dengan kerendahan moralnya tentu sangat terganggu dengan munculnya RUU ini. Mereka sekuat tenaga menghalang-halangi disahkannya RUU ini. Karena setelah disahkan, tentu saja mereka hanya punya ruang sedikit untuk melampiaskan rasa birahinya. Di sisi lain, manusia yang masih merasakan kemanusiaannya tentu saja risih dengan melihat penurunan moral bangsa kita yang kian hari kian parah. RUU APP sebagai salah satu benteng menahan derasnya pornografi menjadi keharusan untuk digolkan. Manusia yang masih mengusung moral ini, tidak rela jika pantat, buah dada, bibir seksi, menjadi komoditi murahan di masyarakat. Orang-orang yang mendukung RUU APP,bukanlah orang yang anti seks. Bahkan bisa jadi lebih suka. Hanya saja mereka melakukannya dengan lebih terhormat tidak secara hewani.

Kenapa harus terbit sich….? khan dah jelas kalo majalah ini ditentang ma’ banyak orang yang beriman ma Allah SWT, yah mungkin bagi orang yang lemah iman malah seneng dengan terbitnya majalah ini. Maaf ya’…. Kalo majalah ini terus terbit maka jangan salahkan pasukan Allah akan bertindak.

amien semoga playboy indonesia makin jaya dan banyak penggemarnya…~@_@~

bagi para2 pendukung majalah palyboy berTOBAT la…. ALLAH SWT MAHA pengampun so..bertobat la… untuk orang dan doi yang berkomentar edisi playboy yang lalu…islam agama yang penuh dengan kasih saya…dalam islam tidak pernah ada paksaan dalam memeluk agama…UNTUK KU AGAMA KU UNTUK MU AGAMA MU…. tuk pak amal bisa ga saya minta email orang dan doi..? tegakkan syariat islam Assalamualaikum………..

saya adalah playboy

Selamat atas terbitnya PlayBoy Indonesia Edisi kedua……… Maju terus PlayBoy kami tetep membelinya…… Peduli amat apa kata orang…….

menurut saya take a time lihat saja perkembangan playboy indonesia, saya mau berkomentar juga posisi playboy dilematis…satu sisi saya melihat majalah ini sangat berisi seperti beberapa penulis ternama menggemukakan tulisannya di artikelnya di banding dgn majalah2 lain seperti FHM,Maxim,POPULAR…yang lebih mendekatkan kepada gaya hidup(sexual, patriarki) tetapi playboy indonesia menawarkan lebih, seperti artikel berbobot yang menurut saya playboyindo memberikan info pengetahuan…tapi satu sisi kalau berkaca pada awal playboy USA terbit ia pun tidak memberikan langsung gambar2 nude perlahan tapi pasti, hingga brand image masyarakat amrik berkembang dan berubah dan mau menerima kehadiran gambar2 nude di majalah tsb, bagaimanapun playboy adalah usaha corporasi kapitalistik yang bermuara pada frenchaes yang mau tak mau pasti harus sama dgn majalah aslinya…mungkin seperti itu comment saya kalau untuk urusan FPI sebaiknya FPI urus saja moral sendiri, moral sendiri saja belum di benahi mau urus moral orang lain…jangan makan mentah2 pembenaran anda sangat2 apatis dan dogmatis ortodok, ingat ortodok adalah pembodohan total!!! maaf jika comment saya ada yang menyakitkan bagaimanapun saya mencoba untuk realistis dalam berfikir dan bersikap…setuju???

Thx

Lucu rasanya melihat komentar2 di sini apalagi masalah seputar manusia,tuhan,dan agama… moral itu masalah sendiri hak azasi kita di batasi atas hak azasi orang lain… tuhan itu subjektifitas yang di buat manusia sendiri atas disintegrasi dirinya dan sosial… agama itu sebuah pembenaran yang semu tapi berguna untuk masyarakat yang memang masih terbelakang…karena pola pikir manusia yang standar masih mempercayai mitos tak jauh beda saat zaman tersier ketika manusia menyembah patung, api, kekuatan gaib… ketika saat zaman sekarang pun yang menjadi tuhan manusia adalah tv, teknologi, hp, mall, sinetron, mc donals, sepak bola, sinetron…mereka bukan lagi sebuah penghibur dunia melainkan keyakinan baru, tuhan baru yang tanpa manusia sadari ia sangat bergantung kepadanya di banding dgn tuhan2 yang lain… jadi intinya berfikir ulanglah kalian manusia…bagaimana untuk hidup menjadi lebih bijak…(Agama seumpama candu di dalam masyarakat, akan tetapi ia akan menjadi baik dan berguna apabila berada di tangan rahib yang baik, F.Engels)

Manusia memang mahluk yang banyak alasan bisanya cuma membela diri dan membenarkan orang lain.

Kebebasan Pers!! apa untung buat rakyat kecil? yang untung tetap mereka (anjing-anjing) YANG DIATAS contoh: para pengusaha, (termasuk pemimpin majalah playboy Indonesia), para selebritis, dan lain2. YAng jelas rakyat kecil dijadikan tameng jalanan, untuk membela mereka yang enak-enakkan duduk dibalik kursi mewah.
Nah…sekarang Siapa yang goblok???

FRONT PEMBELA ISLAM I have 4 Words for You :

GUE SUKA GAYA LOE…… keep up the good work..

Basmi semua tempat2 maksiat.. May God always Be with you…..(AMIN)

Dari: Kaum Nasional-Sosialis Indonesia (Islamic Empire of Asia)

Basmi maksiat kembalikan negeri kami kepada moral bangsa kami

aQ sbLmnya mNt sory yach!!! cz aq msih plajar b’umur 14 taun di taun 2006 n maybe aq blum ngerti bner apa che “PLAY BOY” itu??!! klo aq bilang n ngartiin menurut bahasaQ sndiri, playboy itu cowo’ yg suka m’permainin cewe’ n suka gonta-ganti cewe’!!! n klo masalah majalah playboynya ya itu mungkin lho yach yg beli, yang mbikin n yang jadi modelnya dulunya juga “PLAY BOY” ato “PLAY GIRL” kalee ya…… kalo ada yg minat beli to mbikin ya terserah orangna aja cz itu kan hak mereka ntar di AKHIRAT bisa kena KARMA JELEK sama YANG DI ATAS!!! Up2u aja degh tp kl mo ngelakuin inget KARMA yamh akan terjadi ma km ntr keyy!??! PIKIR YANG TERBAIK BAGI MU!!! Apalagi cewe’ inget AZAB!!!

sebenernya ngapain juga majalah mau terbit koq dilarang2, klo ga suka ya jangan beli, ga punya duit ga usa beli, ga usa alesan pake razia tapi tau2 penasaran juga mau dibaca, uda ga usa perduli ama urusan orang, mending urus diri sendiri. playboy ya playboy, lo ya elo, gw ya gw. ga usa sok jadi nabi, orang suci bahkan Tuhan dengan berani2 hakimin orang lain itu salah atau bener. klo ada yang ga perna buat dosa sama sekali dalam hidup baru boleh kasih tau definisi salah dan benar itu seperti apa, manusia emang suka takabur dan jadi berandai2 jadi mau kayak tuhan gadungan yang seenak nya boleh ngatur hidup orang lain. Sedangkan Tuhan aja uda kasih kita hidup dengan sebebas2 nya, semua nya kan tanggung jawab pribadi masing2 ngapain jadi pake demo-demo, ancur2in, bakar2, razia2, bikin malu aja masih sama2 manusia aja koq sombong berani2 nya ngatur kebebasan orang lain. Dengan atau tanpa playboy pun klo emang uda porno pasti porno aja, jadi ga usa jadi orang so suci dengan menunjukan ke orang2 klo lo itu bener atau orang lain salah. mending bener atau salah nya kita yang tau masing2 en TUHAN yang tau. Itu uda lebih dari cukup koq. peace for everyone on earth

mungkin Indonesia sekarang bener2 dalam keadaan kritis moral,,terbukti semua perzinahan sudah tak lagi dikecam oleh pemerintah,,RUU APP tak membantu,,yg pst Indonesia akan benar2 terkena azab dr Tuhan krn perbuatannya sendiri. insyaf woi..hidup tuh gak kan lama,,nanti bakalan dipertanggung jawabkan.

bagaimanapun juga semua uda harus ngebuka mata, kalo indonesia khusus nya jakarta uda jadi sincity nya indonesia. Menurut pendapat saya mau rusak atau hancur moral seseorang, bukan urusan orang lain. Kalo emang dia merasa senag ama yang dia kerjakan lebih baik kita hargai ga usa di protes atau di maki2. kan kita juga ga mau apabila sesuatu yang kita suka untuk dikerjakan tapi2 tiba2 dilarang tentu jadi bete juga kan, menasihati boleh dan sah2 saja namun bila sudah dengan memaksa kan kehendak tentu nya uda ga etis lagi. manusia kan punya kebebasan masing2 yang ga boleh diganggu2 oleh orang lain.

Selamatkan moral bangsa indonesia, bersatulah kita seperti sapu lidi yang bersatu membersihkan kotoran yg ada di negara kita ini,

moral??? jgn ngomong moral bangsa. urus aja dulu moral masing2 baru urus moral bangsa. mengurus hal besar harus berawal dari hal kecil. please… dont be like a jerk. playboy mau baca atau nggak terserah masing2 pribadi, mau foto bugil, ciuman di dpnj umum, pake bikini keq, itu kan urusan masing2 pribadi, ga usah ngomong soal agama. setiap orang klo mau baik ga perlu agama jg bisa baik. bnyk jg khan guru2 ngaji yang bebrbuat senonoh ke anak didik nya padahal hampir seumur hidup nya belajar ttg agama tapi tetep aja moral nya bobrok. just be yourself, that’s the best way in life.

Google Friend Connect

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on April 7, 2006 2:48 PM.

Senin yang Istimewa was the previous entry in this blog.

Garis Keras is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

Pages

  • About
  • Contact
OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261